SOLOPOS.COM - Ilustrasi hasil tes darah pasien positif virus corona. (Reuters)

Solopos.com, SALATIGA — Sebanyak 22 warga Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) ditetapkan sebagai orang tanpa gejala (OTG) virus corona (Covid-19). Penetapan itu sebagai tindak lanjut penemuan satu kasus positif virus corona di kota tersebut.

OTG merupakan orang yang pernah berkontak erat dengan pasien positif virus corona. Namun, OTG tidak menunjukkan gejala yang mengarah pada Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Status tersebut ditetapkan bagi orang yang tinggal serumah dengan pasien positif virus corona.

3 Bulan Listrik Gratis, Begini Skema Bagi Pengguna Token

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, mengatakan saat ini tracking atau pelacakan virus corona masih dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga.

Ekspedisi Mudik 2024

"Pelacakan masih kami lakukan, bagi para OTG juga diharapkan disiplin dalam melakukan isolasi diri," ujar Yuliyanto, Rabu (1/4/2020).

Selain OTG, ada 173 pemantauan (ODP) tambahan di Salatiga. Secara keseluruhan, ada 257 ODP kumulatif dan 84 di antaranya dinyatakan selesai masa pemantauannya selama 14 hari.

Ada pula dua warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona di Salatiga yang saat ini sedang menunggu hasil uji laboratorium.

Klaster Virus Corona di Salatiga

Sementara itu, pimpinan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) membenarkan klaster pasien positif virus corona di Salatiga berasal dari kampus tersebut. Pasien itu diketahui sebagai laki-laki yang berprofesi sebagai dosen dan baru kembali dari Amerika Serikat pada 18 Maret lalu.

Rektor UKSW, Neil Samuel Rupidara, menjelaskan laki-laki itu sempat didatangi pendeta untuk melakukan doa bersama setibanya di Tanah Air.

Sensus Penduduk Online Diperpanjang, Catat Tanggalnya!

Pendeta datang bersama tiga orang anggota keluarganya. Saat itu, dia belum terindikasi positif Covid-19 meski telah melakukan pemeriksaan di Klinik Pratama UKSW.

Kini, pendeta dan anggota keluarganya telah melakukan isolasi mandiri. Isolasi mandiri juga dilakukan dua orang keponakan yang tinggal bersama pasien virus corona tersebut.

"Sejak tiba, pasien memang sudah melakukan isolasi mandiri. Dia hanya terhitung tiga kali keluar rumah, yakni sekali ke Klinik Pratama UKSW dan dua kali ke RSP dr. Ario Wirawan," ujar Neil, Rabu.

Neil menuturkan pemeriksaan di Klinik Pratama UKSW Salatiga dilakukan sehari setelah pasien positif virus corona itu tiba di pada 19 Maret. Namun saat itu, si poasien tidak menunjukkan gejala yang mengarah pada virus corona.

Pasien baru mengalami demam pada 25 Maret dan langsung memeriksakan diri ke RSP dr Ario Wirawan Salatiga. RS itu memang menjadi rujukan penanganan virus corona.

Awas! Solo Masih Zona Merah Meski 0 Tambahan Positif Corona

Namun di RS tersebut, si pasien dinyatakan tidak terinfeksi virus corona. Ia lantas kembali ke RSP dr Ario Wirawan pada 27 Maret karena suhu badan naik disertai batuk.

"Saat itu pasien langsung diisolasi di rumah sakit sambil menunggu spesimen diperiksa di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit [B2P2VRP]," imbuh Neil.

Hasil uji laboratorium B2P2VRP yang keluar pada 30 Maret menyatakan pasien di Salatiga itu positif terpapar virus corona. Ia kemudian dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang atas permintaan keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya