Solopos.com, YOGYAKARTA -- Jagat maya dihebohkan dengan video viral yang menunjukkan detik-detik sekelompok orang berpakaian hazmat tengah menyeberangi sungai sembari menggotong peti jenazah.
Video berdurasi 30 detik itu diunggah di Twitter oleh akun TRCBPDBDIY pada Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 19.50 WIB. Hingga Kamis (14/1/2021) siang pukul 14.38 WIB, video itu sudah ditonton sebanyak 29.200 kali serta disukai 431 pengguna.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Berdasar pantauan, video menunjukkan sembilan orang berpakaian APD lengkap sedang menggotong peti jenazah. Mereka menyeberangi sungai yang memiliki arus cukup deras. Di akhir video, orang-orang tersebut berhasil melewati sungai.
Akun TRCBPBDDIY menerangkan video ini diambil di wilayah Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Sedangkan orang-orang berpakaian hazmat dalam video tersebut merupakan relawan Satgas Penanganan Covid-19 Banjaroya.
Vaksinasi Covid-19 Solo Dimulai, Nakes Bisa Pilih Faskes dan Jam
Mereka sedang mengantarkan jenazah pasien Covid-19 ke permakaman yang terletak di Dusun Pantog Kulon, kalurahan setempat.
"Laporan pendampingan rekan TRC BPBD Kulonprogo Rabu (13/1/2021) pukul 13.00 WIB giat dukungan pemakaman prosedur Covid-19 oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 Kalurahan Banjaroya, dari RS Sarjito menuju pemakaman Padukuhan Pantog Kidul, Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo," tulis akun TRCBPDBDIY.
Koordinator Relawan Pemakaman Covid-19 Banjaroya, Azhari Hidayat membenarkan orang-orang dalam video viral itu merupakan tim relawan satgas Covid-19 Banjaroya.
Permintaan Pihak Keluarga
Dia menjelaskan saat itu tim mengantar jenazah warga setempat menuju area permakaman di Dusun Pantog Wetan, Banjaroya.
"Iya itu tim relawan dari satgas desa, waktu itu kami sedang mengantarkan jenazah Covid-19, dan sesuai permintaan pihak keluarga, jenazah dimakamkan di lokasi yang memang rutenya lewat sungai," kata Azhari saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis siang.
Warga yang meninggal itu sebelumnya menjalani perawatan di RSUP dr. Sardjito, Jogja, karena terkait Covid-19. Sehingga, pemakaman menyesuaikan prosedur pemakaman Covid-19.
Kabar duka itu diterima Azhari pada Selasa (12/1/2021) sekitar pukul 22.00 WIB. Pemakaman sendiri waktu itu direncanakan pada Rabu pagi, tetapi mundur siang hari.
"Berhubung lokasi makam sulit dan kontur tanah di sana juga keras jadi pembuatan liang lahat baru selesai sekitar pukul 12.00 WIB, sehingga proses pemakaman mundur dari jadwal," ujar Azhari.
Sebelum memulai proses pemakaman, Azhari terlebih dulu mengumpulkan warga sekitar untuk membentuk tim pemakaman pada Rabu pagi. Tim ini berisikan 10 warga setempat dan satu orang dari satgas desa.
Divonis Seumur Hidup, Terdakwa Pembunuhan Banyuanyar Solo Banding
Tim juga berkoordinasi dengan BPBD Kulonprogo dan relawan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk melakukan pendampingan.
"Setelah koordinasi, kami memulai pemakaman itu dengan melewati jalur yang sulit, terjal dan licin," ucapnya.
Laporan pendampingan rekan TRC @BPBDKulonProgo Rabu 13/01 pukul 13:00 WIB giat dukungan pemakaman prosedur #COVID19 oleh Satgas Penanggulangan #COVID19 Kalurahan Banjaroyo dari RS Sarjito menuju Makam Padukuhan Pantog Kulon, Kapanewon Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. ?????? pic.twitter.com/sIVDKdYD7e
— TRC BPBD DIY (@TRCBPBDDIY) January 13, 2021
Azhari mengatakan jalur yang melewati sungai dipilih karena berbagai pertimbangan. Pertama jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan dua jalur lain. Ia menyebut jika melewati jalur itu tim hanya akan menempuh jarak paling jauh 300 meter. Sedangkan dua jalur lain, bisa mencapai setidaknya 3 km.
Kedua persoalan medan. Menurut Azhari dibandingkan dua jalur lain, jalur yang melintasi sungai jauh lebih sedikit rintangan.
"Kalau dua jalur lain itu selain karena jaraknya jauh medannya juga sulit, bahkan harus lewat tebing, dan itu belum tentu bisa langsung sampai malam, perlu muter lagi cukup jauh, nah kalau yang jalur sungai selain dekat, rintangannya juga sedikit dan itu juga biasa dijadikan warga sekitar sebagai akses untuk mencari rumput," kata dia.
Bukan Kali Pertama
Pertimbangan ketiga karena setiap ada warga sekitar yang meninggal dan hendak dimakamkan di makam itu, warga biasa mengantarkan jenazahnya melintasi jalur tersebut.
"Jadi ini bukan kali pertama aja ya, sebelumnya sudah sering kok," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Penanggung Jawab Posko Dekontaminasi dan Giat Pemakaman Satgas Covid-19 BPBD Kulonprogo, Edy Haryanto, mengatakan proses pemakaman di Banjaroya memang dilakukan oleh satgas tingkat kalurahan. Sedangkan pihaknya sebatas melakukan pendampingan.
"Pendampingan dari BPBD Kulonprogo, kemudian petugasnya adalah satgas desa karena mulai bulan ini kami sudah berdayakan gugus tugas desa agar bisa melakukan pemakaman prosedur Covid-19 secara mandiri akan tapi tetapi tetap ada pendampingan dari kami," ujarnya.
Bijak Berinvestasi Emas, Ini Saran dari Pegadaian dan Galeri 24
Dijelaskan untuk proses pemakaman warga yang meninggal di kelurahan itu memang melewati sungai. Medannya juga cukup sulit. Namun hal itu menurut Edy bukan tanpa sebab. "Ya mau tak mau karena itu sudah jadi keputusan keluarga yang meninggal untuk dimakamkan di situ, jadinya kita harus turuti permintaan itu," ucapnya.
Meski begitu, Edy memastikan proses pemakaman itu berjalan lancar. Seluruh tim yang bertugas diberikan keselamatan hingga selesai prosesi.