SOLOPOS.COM - Ilustrasi Banjir (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, WONOGIRI — Beredar informasi bohong atau hoaks di Facebook terkait bencana banjir di Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, beberapa waktu lalu.

Hoaks itu meresahkan warga. Polres Wonogiri memastikan bakal menindak pembuat dan penyebar hoaks, termasuk hoaks menyangkut bencana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi adanya hoaks itu disampaikan sukarelawan Desa Bulurejo, Widi Prastowo, saat saresehan kesiapsiagaan menghadapi bencana di Pendapa Rumah Dinas Bupati kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Kamis (21/11/2021).

Baca Juga: SBY Sakit AHY dan Keluarga Malah Jalan-Jalan, Demokrat: Hoaks!

Widi mengatakan beredar video banjir yang menggenangi permukiman dan jalan raya Wonogiri-Baturetno, beberapa waktu lalu. Video itu merekam kejadian banjir besar, sehingga kendaraan sama sekali tidak bisa lewat.

Jalan raya tersebut merupakan jalur utama dari arah Kabupaten Wonogiri menuju Kabupaten Pacitan, Jawa Timur melalui Kecamatan Baturetno dan Giriwoyo. Video itu membuat masyarakat panik. Banyak orang mengira banjir benar-benar terjadi.

Padahal, kawasan Desa Bulurejo tidak terjadi banjir. Jalan raya dapat dilewati dengan lancar seperti biasanya. Sebelumnya terjadi hujan, tetapi tak sampai mengakibatkan banjir.

Baca Juga:Ketua DPRD Kritik Pencegahan Banjir di Wonogiri

“Setelah ditelusuri ternyata video itu video banjir 2017 lalu. Memang dulu terjadi banjir cukup besar. Hoaks seperti ini yang meresahkan masyarakat. Saya berharap ada penindakan agar tidak ada hoaks lagi di kemudian hari,” kata Widi.

Wakapolres Wonogiri, Kompol Kariman, yang bertindak sebagai salah satu pembicara dalam pertemuan itu menegaskan Polres akan mengusut kasus hoaks, termasuk hoaks terkait bencana. Dia meminta warga melapor ke polisi jika menemukan hoaks agar segera dapat ditindaklanjuti.

Dia memastikan akan menindak pelaku, baik pembuat atau penyebar, jika perbuatannya memenuhi unsur tindak pidana. “Pelaku biar jera. Hoaks merugikan masyarakat. Saat penghujan seperti sekarang potensi bencana meningkat. Mestinya kita mengingatkan agar selalu waspada menghadapi segala situasi. Jangan malah menyebar hoaks. Itu meresahkan masyarakat,” kata Kariman.

Baca Juga: Pekan Depan, Wonogiri akan Terapkan PTM 100 Persen

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan semua pihak punya peran mencegah penyebaran hoaks. Ruang-ruang publik di tingkat desa, seperti balai dusun dan poskamling, harus diisi kegiatan edukasi tentang dampak dan kensekuensi hukum yang harus diterima jika membuat atau menyebar hoaks.

“Semua orang bisa menyampaikan informasi di media sosial. Harus bijak dalam ber-media sosial. Dulu ada istilah mulutmu, harimau. Sekarang ada juga istilah jarimu, harimau. Karena, jika mengunggah hoaks bisa terjerat kasus hukum. Upaya pencegahan harus diperkuat,” ujar lelaki yang akrab disapa Jekek itu.

Pada sarasehan itu muncul beberapa masukan terkait dengan pencegahan bencana. Ada warga yang menginformasikan area permukiman di Kelurahan Wonokarto sering banjir saat terjadi hujan deras, karena saluran drainase kurang memadai.

Baca Juga: Wonogiri Zona Merah Rawan Bencana, 5.115 Sukarelawan Siaga

Ada juga warga yang meminta salah satu sungai yang bermuara di Waduk Gajah Mungkur (WGM) dinormalisasi lantaran sudah sangat dangkal. Air sungai tersebut sering meluap jika ada hujan deras dalam waktu lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya