SOLOPOS.COM - Ilustrasi mutasi varian Delta plus. (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Virus varian Delta telah bermutasi lebih jauh menjadi varian Delta plus atau 'AY.1'. Mutasi baru ini kini perlu diwaspadai karena menurut karakteristiknya lebih berbahaya dibandingkan pendahulunya.

Menurut laporan awal, varian Delta plus baru ini telah menunjukkan tanda-tanda resistensi terhadap pengobatan koktail antibodi monoklonal yang baru-baru ini disetujui oleh Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO). Terbentuknya varian Delta plus dari SARS-CoV-2 merupakan hasil mutasi K417N. Inilah mutasi protein spike yang menyebabkan virus masuk dan menginfeksi sel manusia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Sejumlah kecil sekuens Delta (B.1.617.2) yang memiliki mutasi lonjakan K417N dapat ditemukan di GISAID. Mulai hari ini, sekuens ini telah diidentifikasi dalam genom dari 10 negara," tulis seorang ilmuwan yang berspesialisasi dalam sekuensing genom, Bani Jolly, di Twitter seperti mengutip Business Today, Selasa (15/6/2021).

Public Health England menjelaskan varian Delta plus telah teridentifikasi pada enam genom dari India hingga 7 Juni. Hingga saat ini, badan kesehatan Inggris telah menetapkan adanya total 63 genom varian Delta SARS-CoV-2 yang memiliki mutasi K417N di dalamnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Mengenal Henti Jantung Penyebab Markis Kido Meninggal Dunia

Tetapi para ilmuwan dari CSIR Institute of Genomics & Integrative Biology (IGIB) seperti dilaporkan Times Now News, mencatat bahwa 156 sampel varian telah diurutkan di seluruh dunia, dengan delapan sampel terisolasi di India, tiga dari Tamil Nadu dan satu masing-masing dari Odisha, Karnataka, Andhra Pradesh, Maharashtra dan Gujarat. Varian Delta plus tidak menonjol di India Para ilmuwan belum membunyikan alarm karena kehadiran varian Delta plus masih rendah di India.

"Frekuensi varian untuk K417N tidak banyak di India saat ini. Urutannya sebagian besar dari Eropa, Asia dan Amerika," kata seorang ilmuwan di CSIR-Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB) yang berbasis di Delhi, Vinod Scaria, seperti mengutip laman Bisnis.com, Selasa (15/6/2021).

"Riwayat perjalanan untuk varian Delta plus belum tersedia," tambah Scaria.

Selain dari India, sekuennya juga datang dari sejumlah negara di dunia. Ini termasuk-Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Rusia, Jepang, Portugal, Polandia, Turki, Nepal dan Swiss, menurut Outbreak Info.

Baca Juga: Positif Covid-19, BCL Beri Pesan Begini

“Melihat kluster besar [T95I], sepertinya AY.1 telah muncul secara independen beberapa kali dan bisa lebih umum daripada yang diamati di negara-negara dengan pengawasan genom terbatas,” tambah Bani Jolly.

Varian Delta plus yang resisten terhadap pengobatan antibodi monoklonal. Para ilmuwan telah menjelaskan bahwa mutasi pada varian Delta dari SARS-CoV-2 menolak pengobatan antibodi monoklonal untuk Covid-19. "Satu hal penting yang perlu dipertimbangkan mengenai K417N adalah bukti yang menunjukkan resistensi terhadap antibodi monoklonal Casirivimab dan Imdevimab. Koktail antibodi secara tidak sengaja menerima EUA dari Drug Controller General di India," catat Vinod Scaria.

Baca Juga: Pelayanan Jasa Kesehatan Bakal Kena PPN, Benarkah?

Seorang ahli imunologi yang merupakan staf pengajar di Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India Pune, Vineeta Bal, telah menyatakan bahwa resistensi varian Delta plus terhadap pengobatan antibodi monoklonal tidak menentukan apakah varian baru memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi atau menyebabkan infeksi yang lebih parah.

"Seberapa menular varian baru ini akan menjadi faktor penting untuk menentukan penyebarannya yang cepat atau sebaliknya. Jadi, pada individu yang terinfeksi varian baru, mungkin tidak perlu dikhawatirkan," beber Vineeta Bai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya