SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) melihat proses vaksinasi hewan kerbau saat kunjungan kerja di Pasar Hewan Ketitang, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (22/7/2022). (Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, SUKOHARJO–Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo masih terus berperang melawan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Langkah vaksinasi hingga penutupan pasar hewan masih terus berjalan. Vaksinasi dosis satu sudah disuntikkan sebanyak 7.100 dosis. Sementara dosis dua kini mencapai 1.100 dosis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Vaksin pertama 22% dari populasi sapi. Vaksin pertama [sudah turun] 7100 dosis dan seluruhnya sudah disuntikkan 100%,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, saat dihubungi Senin (8/8/2022) sore.

Dia mengatakan jumlah vaksin dosis kedua yang diterima Kabupaten Jamu sebanyak 2.100 dosis. Dari jumlah tersebut telah disuntikkan 1.000 dosis. Sementara hingga Rabu (3/8/2022) masih tersisa 1.100 dosis yang belum disuntikkan.

Baca Juga: Lebih dari Sejuta Sapi Sudah Terima Vaksin PMK

Lebih lanjut menurutnya Kasus PMK mengalami  penurunan. Hingga Minggu (7/8/2022) sudah ribuan ternak terpapar PMK dinyatakan sembuh usai menjalani perawatan.

Menurut dia, berdasarkan update data harian hingga Minggu (7/8/2022) temuan kasus baru 0 ekor. Ditemukan hewan sakit 252 ekor dan sembuh 1376 ekor. Ternak sembuh terdiri dari sapi 1320 ekor, kambing 53 ekor, domba 1 ekor dan kerbau 7 ekor.

Sementara itu sudah ada empat ternak yang mati dan 19 ekor yang harus dipotong paksa. Ditanya terkait penutupan pasar hewan, dia mengatakan saat ini masih terus ditutup. Lebih lanjut menurutnya penutupan itu berdasarkan hasil evaluasi.

“Masih kami tutup [pasar hewannya]. [Sampai kapan belum diketahui] tetapi per 14 hari atau dua pekan kami lakukan evaluasi,” jelasnya.

Baca Juga: Mantap! Wonogiri Terima 6.000 Vaksin PMK, Ini Wilayah Penerimanya

Sebelumnya, Bagas mengatakan kasus PMK di Sukoharjo akan naik tingkat menjadi wabah. Kenaikan status tersebut sedang dalam proses penandatanganan surat keputusan (SK) Bupati.

“Saat ini sedang dalam proses penandatanganan bahwa PMK menjadi wabah nonalam. Surat sedang diajukan ditandatangani bupati. Proses untuk pernyataan wabah sedang di meja bupati,” kata Bagas.

Sebelumnya, Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan PMK, Wiku Adisasmito, menekankan  Indonesia mampu mengendalikan wabah PMK dan terus berupaya agar peternak dapat melanjutkan kegiatannya dan mendapatkan hasil yang baik dari peternakan.

“Kami juga meyakinkan masyarakat internasional bahwa Indonesia mampu mengendalikan wabah ini,” ujar Wiku.

Ia menambahkan pemerintah yakin virus PMK dapat segera ditanggulangi dengan menerapkan strategi yang telah ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya