SOLOPOS.COM - Ilustrasi divaksin Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, NEW YORK — Kasus Covid-19 meningkat tajam di negara-negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang lebih rendah di Eropa Timur.

Namun kasus Covid-19 juga melonjak di negara-negara Eropa Barat yang memiliki tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Vaksin mengurangi risiko rawat inap, penularan yang parah, dan kematian.  Namun vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu ditegaskan Direktur WHO, Dokter Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana dikutip LIputan6 dari VOA Indonesia, Minggu (14/11/2021).

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 15 November 1889, Proklamasi Republik Brasil

“Kami terus menyarankan tes Covid-19, pemakaian masker, menjaga jarak fisik, langkah-langkah untuk mencegah kerumunan, meningkatkan ventilasi, dan banyak lagi. Dan dapatkan vaksinasi sesuai giliran Anda. Setiap negara harus secara tetap menilai situasinya dan menyesuaikan pendekatannya dengan tepat,” ujar Tedros.

Menurut Tedros, tidak ada negara yang bisa begitu saja memvaksinasi dan terhindar dari pandemi. Menurutnya, ini bukan hanya tentang berapa banyak orang yang divaksinasi, ini tentang siapa yang divaksinasi.

Ia juga menegaskan bahwa tidak masuk akal untuk memberi vaksinasi penguat kepada orang dewasa yang sehat, atau memvaksinasi anak-anak, ketika petugas kesehatan, orang tua dan kelompok berisiko tinggi lainnya di seluruh dunia masih menunggu vaksinasi pertama mereka.

“Pengecualian, seperti yang kami katakan, adalah individu dengan gangguan kekebalan. Negara-negara dengan cakupan vaksin tertinggi terus menimbun vaksin lebih banyak, sementara negara-negara berpenghasilan rendah terus menunggu. Skandal ini harus dihentikan sekarang,” katanya.

Baca Juga: Teror Kalajengking di Mesir, 3 Orang Meninggal dan 450 Lainnya Terluka

Jerman Meminta Warga Membatasi Aktivitas

Sementara itu, Pusat pengendalian penyakit di Jerman meminta orang-orang untuk membatalkan atau menghindari acara besar dan mengurangi kontak langsung, karena tingkat infeksi Covid-19 di negara itu mencapai kasus tertinggi.

Pusat pengendalian penyakit Institut Robert Koch, mengatakan pada hari Jumat bahwa tingkat infeksi Jerman naik menjadi 263,7 kasus baru per 100.000 penduduk selama tujuh hari, sehingga naik dari 249,1 pada hari sebelumnya.

Dilansir Liputan6 dari AP, Sabtu (13/11/2021), Jerman melaporkan total kasus akibat Covid-19 mencapai 97.389. Oleh karena itu kenaikan kasus baru tanpa henti telah memicu peringatan bagi pemerintah dan masyarakat Jerman.

Kanselir Angela Merkel, berencana untuk bertemu dengan 16 gubernur negara bagian untuk mengoordinasikan langkah-langkah nasional di minggu depan. Parlemen juga sedang mempertimbangkan undang-undang yang akan memberikan kerangka hukum baru untuk pembatasan selama musim dingin.

“Kita sekarang harus melakukan segala yang diperlukan untuk mematahkan momentum ini,” kata Menteri Kesehatan, Jens Spahn. “Jika tidak, ini akan menjadi Desember yang pahit bagi seluruh negeri,” tambahnya.

Baca Juga: Pelaku Perjalanan di China Utara Wajib Karantina 58 Hari

Dalam laporan mingguannya yang dirilis pada Kamis (11/11/2021), Institut Robert Koch mengatakan bahwa sangat disarankan untuk membatalkan atau menghindari acara yang lebih besar jika memungkinkan, tetapi juga mengurangi semua kontak yang tidak perlu.

Di daerah yang terkena dampak terburuk, jumlah orang yang menghadiri acara besar harus dikurangi, atau pihak berwenang harus mempertimbangkan untuk melarang acara semacam itu dan menutup bar atau klub.

Kepala institut, Lothar Wieler, mengatakan bahwa kini hanya ada sedikit tempat tidur rumah sakit yang dapat digunakan, dan lebih dari setengah unit perawatan intensif melaporkan bahwa mereka sangat kekurangan staf. Hal ini pernah terjadi pada bulan Januari saat puncak kasus di Jerman sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya