Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo menyatakan akan menunda program pemberian vaksin booster Covid-19 yang sedianya dilaksanakan pada Rabu (12/1/2022) nanti.
Hal ini lantaran Pemkab Sukoharjo masih berupaya fokus untuk menyelesaikan vaksinasi anak usia 6 tahun sampai 11 tahun terlebih dulu.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan vaksinasi untuk anak usia 6 tahun hingga 11 tahun masih baru di kisaran 20 persen dari total target 80.447 anak. Sehingga, berdasarkan imbauan dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Pemkab Sukoharjo memutuskan untuk menyelesaikan program vaksinasi berdasarkan usia tersebut dulu.
Baca juga: Sukoharjo Terapkan PTM 100 Persen, Satpol PP Tingkatkan Patroli
“Kami juga sedang mengejar gap untuk vaksinasi II usia 12 tahun ke atas yang memang masih ada. Jadi kami memutuskan untuk menunda vaksinasi booster dan mendahulukan menyelesaikan program yang ada dulu,” ucap dia kepada Solopos.com Senin (10/1/2022).
Setelah 20 Januari
Yunia memperkirakan vaksinasi anak bisa rampung pada 20 Januari 2022 nanti. Sehingga ditargetkan vaksinasi booster bisa dilakukan setelah tanggal tersebut. Terkait jenis vaksin booster yang digunakan nanti, Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo mengaku akan menggunakan jenis vaksin yang dimiliki Pemprov Jateng.
“Jadi untuk 12 Januari 2022 nanti masih belum bisa. Targetnya sebisa mungkin setelah 20 Januari. Kami juga menunggu statemen BPOM vaksin mana saja yang bisa digunakan. Nanti kami menyesuaikan dengan stok yang dimiliki oleh Pemprov Jateng saja,” imbuh dia.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Anak di Sukoharjo Terkendala Masa Tunggu BIAS
Diberitakan sebelumya, Kementerian Kesehatan menyatakan pemberian vaksin booster di Indonesia akan dilaksanakan mulai Rabu (12/1/2022). Vaksinasi booster dilakukan di wilayah yang vaksinasinya sudah mencapai 70 persen dan sudah melewati masa enam bulans sejak pemberian vaksin dosis II.
Vaksinasi booster nantinya akan diutamakan untuk diberikan kepada kelompok lansia atau usia rentan maupun masyarakat yang memiliki risiko tinggi.