SOLOPOS.COM - Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). (Antara-Dhemas Reviyanto)

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih untuk penanganan Covid-19 tetap menjadi prioritas dalam fokus kegiatan riset dan inovasi BRIN.

“Target mempunyai vaksin Merah Putih itu nomor satu, tetapi ada yang jauh lebih penting yaitu bagaimana menciptakan kapasitas periset yang mampu mengembangkan vaksin secara mandiri,” kata Handoko dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Handoko menuturkan kemampuan mengembangkan vaksin secara mandiri itu akan menjadi modal yang penting karena selama ini vaksin yang beredar di Indonesia merupakan lisensi dari produk luar negeri.

“Inilah yang menjadi fokus dan pembelajaran bagi BRIN untuk meningkatkan kapasitas para periset dalam pengembangan vaksin,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Bakal Jadi Booster, BPOM: Butuh Uji Klinis Tambahan

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menuntut BRIN dan institusi lainnya untuk segera melakukan penelitian penyediaan vaksin Covid-19.

Vaksin Merah Putih menjadi salah satu jenis vaksin yang diharapkan menjadi vaksin yang dihasilkan oleh anak bangsa.

Untuk mendukung pengembangan vaksin Merah Putih, BRIN sedang membangun dua infrastruktur utama, yakni infrastruktur produksi berstandar CPOB dan fasilitas uji praklinis tahap 2 di kawasan Cibinong Science Center di Bogor, Jawa Barat.

Handoko berharap dua infrastruktur tersebut siap di akhir triwulan I 2022 sehingga dapat segera digunakan untuk membantu pengembangan vaksin untuk manusia dan hewan ke depan, sehingga tidak hanya terbatas pada vaksin Merah Putih untuk Covid-19.

Baca Juga: Tiga Cacat BRIN dan Intervensi Politik di Dunia Ilmiah

Kepala BRIN mengharapkan pengembangan vaksin Merah Putih segera selesai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Namun perlu dipahami bahwa pembuatan dan pengembangan vaksin bukanlah pekerjaan yang mudah karena selama ini di Indonesia belum ada yang mempunyai pengalaman membuat vaksin dari nol,” ujarnya.

Semua pihak atau institusi yang mengembangkan vaksin sedang berupaya keras untuk menciptakan kandidat vaksin Covid-19 potensial untuk bisa membantu memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri namun semua memang membutuhkan proses dan upaya bersama untuk mewujudkannya.

Diberitakan, sebanyak tujuh tim mengembangkan vaksin Merah Putih dalam konsorsium nasional untuk pengembangan vaksin Merah Putih.

Baca Juga: Tantangan Utama BRIN Meraih Kepercayaan dan Menjaga Independensi

Pelaksana tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat mengungkapkan progres pengembangan vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah Universitas Airlangga (Unair).

“Saat ini tim yang progresnya paling cepat adalah tim dari Unair bekerja sama dengan PT Biotis sudah menyelesaikan uji praklinis pada makaka (monyet),” kata Iman saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

Tujuh tim di dalam konsorsium nasional untuk pengembangan vaksin Merah Putih tersebut adalah Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, eks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

“Masing-masing tim ini mengembangkan vaksin Merah Putih dengan metode yang berbeda, mulai dari vaksin yang berbasis inaktivasi virus sampai vaksin yang berbasis rekombinan protein,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya