SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang kertas rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Dengan pelemahan nilai tukar rupiah dan utang yang menembus Rp4.000 triliun, beban pemerintah kini lebih berat.

Solopos.com, JAKARTA — Utang yang kini menembus Rp4.000 triliun dan pelemahan nilai tukar rupiah menjadi lampu kuning bagi ekonomi Indonesia. Namun, Pemerintah menyatakan telah memperhitungkan pengaruh fluktuasi rupiah yang kini mencapai kisaran Rp13.700 per dolar AS terhadap nilai utang pemerintah yang jatuh tempo tahun ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari data Bisnis/JIBI, utang pemerintah yang jatuh tempo pada tahun ini mencapai Rp390 triliun. Sementara itu, total utang pemerintah per Februari 2018 mencapai Rp4.034,8 triliun yang 41% di antaranya (sekitar Rp1.669,54 triliun) merupakan utang berdenominasi valuta asing. Baca juga: Tembus Rp4.000 Triliun, Utang Indonesia Baru Lunas 9 Tahun Lagi.

Sementara itu, dalam asumsi makro APBN 2018, pemerintah mematok nilai tukar rupiah pada kisaran Rp13.400 per dolar AS. Direktur Strategi dan Portfolio Utang Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan sudah memperhitungkan pembayaran utang dengan baik.

“Kami siapkan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo,” tegas Schneider kepada Bisnis/JIBI, Minggu (18/3/2018).

Sebelumnya, dia juga mengungkapkan fluktuasi nilai tukar rupiah baru terjadi dalam satu bulan terakhir. Untuk menghitung dampak fluktuasinya, pemerintah perlu melihat rata-rata nilai tukar. Baca juga: Utang Tembus Rp4.000 Triliun, Ini Sanggahan Atas Pembelaan Pemerintah.

Kurs yang dipatok dalam asumsi APBN itu merupakan nilai kurs rata-rata, seperti dalam APBN 2018 sebesar Rp13.400/dolar AS. Dalam perhitungan utang valas, perhitungan kurs tersebut tidak dikenakan terhadap seluruh utang. Hanya untuk utang yang jatuh tempo saja.

Nilai tukar saat ini yang mencapai Rp13.700/dolar AS, lanjut Schneider, merupakan penyesuaian dari para pelaku pasar sehingga nilainya dapat kembali berubah ke depannya. “Kami harapkan ke depannya lebih stabil sebenarnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya