SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, SOLO — Miliarder yang pernah disebut salah satu orang tekaya di Malaysia Lim Kok Thay, saat ini terancam mengalami kebangkrutan. Dalam data terbaru Forbes, kekayaan pemilik grup kasino Genting, Thay bahkan menurun US$100 juta atau setara Rp 1,4 triliun.

Masih dari Fobes, hal ini terjadi setelah anak perusahaannya yang fokus dalam layanan kapal pesiar gagal mendapatkan pendanaan untuk pembangunan kapal Global Dream kepada pembuat kapal Jerman, MV Werften.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam rilis yang dibuat anak usahanya, Genting Hong Kong, Genting menyebut hal ini diperparah oleh keputusan agen asuransi kredit ekspor pemerintah Jerman, Euler Hermes, untuk mencegah kreditur mencairkan pinjaman pada bulan Desember.

“Perusahaan memahami bahwa penolakan Euler Hermes didasarkan pada tinjauan bisnis ke dalam prospek lima tahun grup yang disiapkan atas permintaan Euler Hermes yang mempertimbangkan berbagai skenario stres yang mempengaruhi grup, termasuk pengurangan aktivitas bisnis yang terus-menerus dan berkelanjutan sebagai akibat Covid-19,” kata Star Cruise seperti dikutip dari Forbes, Minggu (16/1/2022).

Baca Juga: Gunung Hunga Meletus Picu Tsunami, Negara Kawasan Pasifik Panik

Dengan penolakan Euler Hermes untuk memberikan perlindungan asuransi ini, Genting mengaku telah mengajukan proses kepailitan kepada pemerintah Jerman. Pengajuan ini akan memicu peristiwa gagal bayar dengan jumlah pokok agregat $US2,78 miliar (Rp39 triliun).

Sementara itu, di sisi lain, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengaku bahwa Genting telah gagal dalam mencapai kesepakatan negosiasi. Hal ini menurutnya telah membahayakan 2 ribu pekerjaan yang berada di MV Weften.

Tak hanya Habeck, Perdana Menteri (PM) Negara Bagian Mecklenburg-Vorpommern, Manuela Schwesig, mengatakan Genting menekan pemerintah Jerman berkali-kali untuk jalan keluar pendanaan.

Baca Juga: Sejumlah Orang Ditusuk Saat Ujian Seleksi Perguruan Tinggi di Jepang

Namun pihaknya berpandangan bahwa Genting belum menunjukan komitmen keuangan yang seharusnya ditanggung sehingga Berlin tidak akan mengucurkan dana.

“Genting seharusnya memberikan kontribusi besar, telah menjanjikan ini, tetapi malah mengajukan kebangkrutan,” katanya kepada media Jerman, NDR.

Pandemi telah menjungkirbalikkan industri pariwisata ketika pemerintah di seluruh dunia menerapkan penguncian dan membatasi perjalanan untuk menahan penyebaran virus. Meskipun ada tanda-tanda awal pemulihan, ketidakpastian tetap ada di tengah lonjakan baru infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron.

Selama pandemi, Genting Hong Kong mengalami kerugian yang sangat besar. Pada paruh pertama tahun 2021, kerugian perusahaan itu bahkan mencapai USD 743 juta atau setara Rp 10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya