SOLOPOS.COM - Ustaz Yusuf Mansur dan istrinya Siti Maimunah saat mengisi kajian di depan para tKW Hongkong pada 21 September 2014. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Ustaz Yusuf Mansur dituding sering mengaburkan sejumlah investasi yang digalangnya. Investasi-investasi itu dikelola secara tidak profesional sehingga merugikan para investor.

Tudingan itu disampaikan member e-money Paytren, Miaristi, menanggapi  langkah Yusuf Mansur menjual seluruh saham PT Paytren Asset Management (PAM).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di PT VSI (Veritra Sentosa Internasional/e-money Paytren) itu tidak ada uangnya, sudah buat beli aset, itu kata stafnya. Jadi kami juga bingung dengan bisnis yang amburadul manajemennya ini. Hanya untuk ngakalin kaum awam,” ujar perempuan yang mengaku kehilangan uang puluhan juta rupiah dalam investasi Condotel Moyavidi dan Paytren itu, kepada Solopos.com, Sabtu (26/3/2022).

Baca Juga: Yusuf Mansur Jual Paytren, Karyawan: Enak Aja, Lunasi Dulu Hak Kami

Berhubungan dengan Yusuf Mansur sejak tahun 2010, Miaristi banyak tahu tentang sepak terjang dai yang tinggal di Ketapang, Tangerang tersebut.

Menurut mantan tenaga kerja wanita (TKW) Hongkong ini, semua bisnis dan investasi yang digalang Yusuf Mansur jauh dari kata profesional. Bahkan, uang dari satu investasi bisa dengan mudah dialihkan ke investasi lainnya tanpa sepengetahuan investor. Contohnya adalah kasus investasi kondominium Moyavidi di Sleman yang gagal lantas uangnya dialihkan ke investasi Hotel Siti di Tangerang.

Dalam kasus Moyavidi, Yusuf Mansur sempat dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh salah satu investor, Darmansyah asal Surabaya, Jawa Timur. Laporan dicabut setelah Yusuf Mansur mengembalikan dana Darmansyah senilai Rp60 juta.

Baca Juga: Paytren Dijual Awal Kehancuran Bisnis Ustaz Yusuf Mansur?

“Memang bikin bingung, bikin pusing, acak adul tidak jelas. Berawal VSI pakai PT VSI. Setelah VSI bermasalah diganti Paytren dan Paytren bermasalah dengan korban umrah ribuan orang ganti Treninet. Tapi saat ini Paytren ada, Treninet juga ada,” ujar Miaristi.

Sebagai member Paytren, Miaristi pernah mendatangi kantor pusatnya di Jl. Soekarno-Hatta Bandung untuk mempertanyakan deposit uangnya. Namun usaha itu gagal total.

“Kata Yusuf Mansur dulu penjelasannya masuknya cashback untuk mitra pembisnis paket Titanium ke Paytren Aset Management. Tapi setelah saya ke kantornya untuk minta kejelasan stafnya tidak tahu. Uang para Leader (PUT) mitra pembisnis itu ke mana kan kok kami tidak bisa cairkan di bank. Tapi mereka tidak bisa jawab,” sesal perempuan asal Gresik, Jawa Timur itu.

Baca Juga: Jual Paytren, Yusuf Mansur Dituding Lepas Tanggung Jawab Gaji Karyawan

Ketua Yayasan Pelita Lima Pilar yang mengadvokasi para korban investasi Yusuf Mansur, Tabrani Sabirin menilai apa yang dilakukan Yusuf Mansur sebagai sebuah kezaliman.

“Semua investasi yang digalangnya itu menzalimi umat. Seharusnya sebagai seorang yang mengaku ustaz ia tidak melakukan itu. Ini zalim sekali,” kata salah satu pengurus di Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu.

Seperti diberitakan, Ustaz Yusuf Mansur menjual seluruh saham PT PAM. Yusuf Mansur tinggal mengurusi Paytren e-money di bawah PT Veritra Sentosa Internasional (VSI) yang kini sedang didera masalah lantaran banyak karyawannya yang belum digaji. Sejumlah member juga mempersoalkan Paytren karena dana di akun lisensi mereka tidak bisa dicairkan.

“Direksi perseroan dengan ini mengumumkan bahwa 100 persen saham perseroan yang telah diterbitkan dan dimiliki oleh Pemegang Saham akan dibeli oleh pihak lain,” tulis manajemen PAM dalam pengumumannya yang dikutip Solopos.com dari Bisnis, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga: Cerita Karyawan Paytren Yusuf Mansur Tuntut Gaji 20 Bulan

Padahal di awal pembentukan PT Paytren Asset Management Yusuf Mansur menargetkan meraup dana publik hingga Rp3 triliun. Setelah pelepasan ini, maka PAM akan dikendalikan pihak ketiga dan mengakibatkan perubahan pemegang saham.

“Adapun pelaksanaan jual beli tersebut hanya akan dilakukan setelah diperolehnya persetujuan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis Direksi PAM.

Direktur Utama Paytren AM, Ayu Widuri, menyampaikan, tujuan aksi korporasi tersebut adalah mendapatkan partner strategis dalam pengembangan PT PAM sebagai Manajer Investasi Syariah pertama di Indonesia. Menurutnya, sudah ada calon investor yang akan bergabung.

“Sudah ada calon pembeli, saat ini dalam proses perizinan,” kata Ayu sembari menegaskan selama proses penjualan saham, operasional perusahaan berjalan dengan normal.

Baca Juga: Gandeng Pengacara, 10 Eks Karyawan Paytren Gugat Yusuf Mansur

Berdasarkan informasi, Dana Kelolaan Paytren Asset Management per Februari 2022 tercatat sekitar Rp 1,61 miliar, turun drastis dari Januari 2022 sebesar Rp 2,9 miliar. Pada akhir 2021 dana kelolaan PT PAM masih berkisar di angka Rp13 miliar.

PAM semula memiliki tiga produk yakni PAM Syariah Saham Dana Falah, PAM Syariah Likuid Dana Safa, dan PAM Syariah Campuran Dana Daqu. Kini produk yang tersisa adalah PAM Syariah Likuid Dana Safa yang merupakan jenis reksa dana pasar uang.



Puncak dana kelolaan tertinggi Paytren AM ada pada Oktober 2019 sebesar Rp 33,9 miliar. Paytren AM merupakan satu-satunya perusahaan manajer investasi yang bergerak dengan basis syariah dan berdiri sejak 24 Oktober 2017.

Baca Juga: Paytren Pengumpul ZIS Terbaik, Yusuf Mansur: Alhamdulillaah

Sejak resmi mendapatkan izin sebagai perusahaan pengelola investasi syariah, PAM merupakan Manajer Investasi syariah pertama di Indonesia sebagai implementasi dari rencana OJK memperluas pasar modal syariah Indonesia.

Seperti diketahui, Yusuf Mansur memiliki PT PAM di bidang reksadana dan PT VSI yang membawahi e-money Paytren. E-money Patren kini sedang menghadapi banyak masalah.

Selain digugat karyawannya yang belum digaji lebih dari setahun, sejumlah member alat bayar digital itu juga mengeluh lantaran deposit uang mereka tidak bisa dicairkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya