SOLOPOS.COM - Kepala Desa (Kades) Birit, Kecamatan Wedi, Sukadi Danang Witono. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Kepala Desa (Kades) Birit, Kecamatan Wedi, Sukadi Danang Witono, memberdayakan warganya untuk membuat peti jenazah sendiri, Senin (26/7/2021). Pembuatan peti jenazah secara mandiri itu dilakukan di tengah sulitnya sekaligus mahalnya harga peti jenazah di tengah pandemi Covid-19.

Demikian penjelasan Kades Birit, Kecamatan Wedi, Sukadi Danang Witono, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (26/7/2021). Sebagaimana diketahui, aksi kades Birit mengusung peti jenazah dengan sepeda motor dinasnya jenis Yamaha NMax sempat viral di media sosial (medsos), Senin (19/7/2021).

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Sukadi harus mencari peti jenazah ke langganannya di Kecamatan Kemalang. Hal itu dilakukan karena stok peti jenazah yang disediakan di desanya sudah habis. Di sisi lain, salah seorang warganya yang meninggal dunia harus segera dimakamkan di tempat permakaman umum (TPU) di desa setempat.

Baca Juga: DPD PAN Sleman Gelar Vaksinasi Massal, Antusiasme Masyarakat Tinggi

“Harga peti jenazah saat ini sudah tinggi. Harganya senilai Rp1.05.500 per peti. Padahal, harga normal peti jenazah senilai Rp400.000-Rp500.000 per unit. Daripada susah-susah mencari peti jenazah juga, akhirnya kami bikin secara mandiri. Saya berdayakan warga di sini. Namanya Pak Sumeno. Dia memang tukang kayu di sini,” kata Sukadi.

Sukadi mengatakan stok peti jenazah yang dimiliki Pemdes Birit hingga, Senin (26/7/2021) tinggal satu unit. Kali terakhir, Pemdes Birit memberikan peti jenazah secara untuk memakamkan salah seorang warganya yang sudah meninggal dunia, Minggu (25/7/2021).

“Hingga hari ini, stoknya tinggal satu unit. Kemarin, baru saja ada warga yang meninggal dunia. Fasilitas peti jenazah ini merupakan program saya selaku kades. Anggarannya dari pribadi saya. Agar lebih efektif dan efisien di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, saya berdayakan warga untuk membuat peti jenazah secara mandiri,” katanya.

Sukadi mengatakan peti jenazah bikinan warga Birit secara mandiri memiliki ukuran yang lazim di pasaran. Ukuran peti jenazah yang dibuat berupa panjang 2 meter dan lebar 40 cm-50 cm. Bahan utama pembuatan peti jenazah dari kayu munggur.

“Ketebalan kayu standar, 2 cm. Kalau untuk pemakaman dengan protokol Covid-19, bisa mencapai 3 cm. Kasus kematian pekan kemarin itu memang masih tinggi, yakni mencapai 9-10 orang dalam satu pekan [baik karena Covid-19 atau pun tidak]. Melihat hal itu, kami perlu membikin secara mandiri. Salah satu keuntungan membuat sendiri, lebih hemat. Uang Rp1 juta bisa untuk membuat dua peti jenazah,” katanya.

Baca Juga: Biaya Kremasi di Pekalongan Naik Hampir 100%

Sebelumnya, Koordinator Penanganan Kesehatan Satgas PP Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan kasus kematian karena terpapar virus corona masih bertambah hingga 51 orang dalam sehari, Minggu (25/7/2021). Di sisi lain, di Klaten terdapat 351 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan penambahan 256 kasus baru Covid-19.

“Jumlah kumulatif Covid-19 di Klaten mencapai 27.265 kasus. Sebanyak 4.293 orang menjalani perawatan/isolasi mandiri. Sebanyak 21.124 orang dinyatakan sembuh. Sebanyak 1.848 orang telah meninggal dunia,” kata Cahyono Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya