SOLOPOS.COM - Febriani, 32, memasak sayu jipan pelengkap nasi liwet di rumahnya di Desa Duwet, Baki, Sukoharjo , Kamis (23/6/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Usaha kuliner nasi liwet yang ditekuni warga Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, terbilang menjanjikan jika bisnis berjalan lancar. Namun ada pula tantangan mengadang yakni saat musim hujan pedagang harus bersiap gigit jari lantaran sepi pembeli.

Pandemi Covid-19 dan kenaikan harga kebutuhan pokok juga menjadi bayang-bayang yang mengancam kelancaran usaha kuliner nasi liwet warga Desa Duwet itu. Salah seorang pembuat nasi liwet sekaligus penjaja sayur matang dan aneka gorengan, Febriani, 32, mengaku usaha kulinernya tak hanya mencukupi namun juga menjanjikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Bukan cukup lagi kalau buat saya. Soalnya bener-bener emang hasil [menghasilkan], yang penting kita itu tekun. Apalagi kalau hujan kan memang cobaannya di situ, kadang setahun diuji tiga bulan untuk musim hujan,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (23/6/2022).

Dia menyebut omzet per hari yang dihasilkan dengan penjualan nasi liwet dan sayur lain seperti garang asem, oseng-oseng, rica, gado-gado, tahu acar, pepes dan lainnya mencapai Rp1,3 juta. Sementara harga jual nasi liwet miliknya hanya dibanderol dengan harga Rp5.000 per porsi untuk nasi liwet ayam suwir. Jika ditambah dengan paha ataupun sayap pelanggan cukup menambah Rp5.000.

Setiap hari, Febriani dan ibunya pergi ke daerah Wonosari, Klaten, untuk berjualan dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Dia menyebut lokasi tersebut menjadi jalan rejekinya setelah sempat berpindah beberapa lokasi. Di lokasi itu, dia telah berjualan selama tujuh tahun.

Baca juga: Nasi Liwet Jadi Ikon Solo, Intip Sentra Pembuatannya di Duwet Sukoharjo

“Sudah jalan rejeki, dulu kami pernah ke Telukan, Kartasura, Daleman. Tapi memang rejekinya di Wonosari. Kalau pas lagi ramai Maghrib juga paling sudah pulang,” jelasnya.

Dia mengatakan mendapatkan resep nasi liwet dari ibunya yang juga membantunya memasak setiap hari ditambah dengan dua pekerja lainya yang turut membantu mempersiapkan dagangan. Setiap hari dia mampu menjual tiga hingga enam kilogram nasi liwet. Proses peracikan memakan waktu paling lama mengingat ada menu masakan lain yang harus dia siapkan.

“Sebenarnya kalau nasi liwet hanya sebentar. Nasi dikaru, terus dikasih santan, kita bikin telur kukusnya itu, kumut, sayurnya juga cuman pakai labu siam. Kalau labu siam kita parut sore, kalau pagi dimasak jadi agak keras jadi tidak lembek di nasi. Tidak ada bumbu khusus, semuanya sama,” katanya.

Baca juga: Resep Nasi Liwet Solo, Makanan Khas yang Jadi Ikon Kuliner Solo

Sementara itu penjual nasi liwet lain di Desa Duwet, Bu Panut, 68, mengatakan dalam sehari bisa menghabiskan delapan kilogram nasi liwet yang dijual di daerah Pasar Gede Solo, tepatnya di depan SD Warga. Setiap hari dia berjualan mulai pukul 06.00 WIB.

“Sebelum corona itu biasanya sehari bisa tujuh sampai delapan kilo, sekarang paling-paling hanya lima kilo. Kalau pas rame ya kadang sebelum pukul 10.00 WIB sudah pulang,” katanya saat dijumpai di rumahnya, Kamis.

Saat ini Panut dibantu anak perempuannya ketika menyiapkan sajian nasi liwet. Dia memasak dari pukul 01.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB karena harus berjulaan untuk pelanggannya di pagi hari.

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Nasi Liwet Dikukuhkan Jadi Ikon Kota Solo

Panut sendiri telah berjualan di lokasi itu sejak 35 tahun lalu. Dulunya dia harus mengayuh sepeda dari rumahnya hingga lokasinya berjualan, terkadang pukul 12.00 WIB dia baru tiba di rumah usai berjualan. Kini Panut telah memiliki ojek langganan yang siap mengantarkannya pulang. Meski demikian hujan tetap menjadi musuh terbesarnya.

Harga yang disajikannya berkisar dari Rp10.000 per porsi untuk nasi liwet ayam suwir dengan separuh telur rebus. Sedangkan untuk nasi liwet dengan sayap ayam biasanya pelanggan membayar dengan harga Rp17.500. Sementara per porsi nasi liwet dengan paha ayam dibanderol Rp20.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya