SOLOPOS.COM - Seorang anak menunggu pedagang mengemasi undur-undur laut goreng yang bertekstur renyah di kawasan Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, beberapa waktu lalu.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

“Kami mengimbau agar warga memilih jenis usaha sesuai kemampuan, usaha kuliner memang memiliki peluang besar”

Harianjogja.com, KULONPROGO-Jenis usaha di bidang kuliner menjadi salah satu jenis usaha yang paling diminati oleh warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pimpinan Cabang PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Jogja Anang Fatkhur Rochman mengatakan, dari pelatihan gelombang pertama yang digelar PT PNM bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I, 45% dari total peserta. Ada 40 orang peserta telah memantapkan diri memilih bidang usaha kuliner.

Pada September, diketahui baru 30% dari mereka memilih usaha kuliner, tetapi jumlah itu tercatat melonjak menjadi 45% pada Selasa (10/10/2017). “Kuliner itu tidak hanya mencakup makanan berat tapi juga oleh-oleh dan sebagainya,” ungkap Anang, di Balai Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Rabu (11/10/2017).

Ia menjelaskan, banyak dari warga terdampak bandara lebih memilih usaha kuliner, karena telah memiliki bekal kemampuan mengolah bahan pangan ataupun memiliki usaha kuliner dengan skala kecil. Pada pelatihan kewirausahaan gelombang kedua, dari total 50 orang peserta pelatihan, 40% di antaranya juga memilih bidang usaha kuliner. Sebesar 60% sisanya memilih usaha jasa dan properti.

“Kami mengimbau agar warga memilih jenis usaha sesuai kemampuan, usaha kuliner memang memiliki peluang besar. Kalau warga bisa melihat peluang itu, semisal mengolah kopi dan makanan khas Kulonprogo pasti akan dapat keuntungan,” tambahnya.

Kendati demikian ia meminta para peserta untuk menjalankan usaha dengan sabar, dan memprioritaskan keuangan yang dihasilkan untuk kepentingan usaha. Pasalnya, hal yang selama ini muncul, pelaku usaha yang baru terjun dalam dunia bisnis kerap tidak sabar dalam mengembangkan usahanya, mengabaikan beberapa langkah yang harusnya dilalui, serta tak bisa memprioritaskan pengelolaan modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya