SOLOPOS.COM - Ilustrasi--Setop Covid-19. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo menyebut tambahan kasus hingga 1.000-an orang tercapai hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Update pada Kamis 29 Oktober 2020 lalu, kumulatif kasus Covid-19 di Solo menyentuh 1.140 orang. Sementara pada Kamis (26/11/2020), total kasusnya sudah berada di angka 2.186, dengan jumlah kematian sebanyak 100 orang.

Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Akhir Tahun, Wali Kota Solo: Jangan Keluar Kota atau Mudik!

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan, jumlah pasien sembuh/pulang 1.214, isolasi mandiri 706, dan rawat inap 166 orang. Artinya, kasus aktif menyentuh 39,8% dengan jumlah penderita bergejala sebanyak 19%.

“Pandemi hampir 9 bulan, tapi catatan kasus 1.000 itu tercapai dalam sebulan terakhir. Berarti ada dua kemungkinan, tracing masif yang kami lakukan berhasil menemukan kasus baru. Di samping terdapat lonjakan signifikan karena masyarakat yang mulai abai protokol kesehatan,” terang Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, dihubungi Kamis malam.

Lebih lanjut dikatakannya tambahan kasus pada Kamis mencapai 63 orang yang menyebar di sejumlah kelurahan. Sedikitnya setiap kasus membawa 2-3 ekor sehingga rantainya kian panjang. Tak hanya keluarga tapi bisa sampai tetangga bahkan rekan kerja.

Sebulan Naik 1.000 Kasus Covid-19, Wali Kota Solo Ancam Tutup Pusat Kuliner

Update Covid-19 Solo

Hingga Kamis ini, jumlah uji swab yang sudah menyasar 30.623 orang. Dengan angka positif sebanyak 2.186 artinya positivity rate-nya mencapai 7,1%. Sedangkan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) di angka 4,5% lebih tinggi dari nasional yang hanya 3,2%.

“Sepertinya semua daerah di Jawa Tengah sama, karena kasus aktif di provinsi kita kan tertinggi se-Indonesia. Kamis ini ada tambahan 3 orang meninggal dunia, mereka lebih dulu jadi suspek kemudian terkonfirmasi positif dan meninggal dunia,” ucap Ahyani. Dari 54 kelurahan yang ada, hanya satu kelurahan yakni Kampung Baru yang belum mencatatkan kasus. Kelurahan Jebres dan Mojosongo masih menyumbang kasus tertinggi dari lainnya.

Di sisi lain, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengancam bakal menutup sentra kuliner apabila pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di area itu tak mematuhi protokol kesehatan. Hal itu diungkapkannya setelah ia melihat banyaknya PKL yang abai memakai masker saat berjualan. Dia khawatir tempat-tempat kuliner menjadi lokasi persebaran virus SARS CoV-2. Operasi yustisi yang biasa dilakukan di jalan-jalan akan diperluas hingga ke warung-warung.

Update Solo: Bed Isolasi Pasien Covid-19 di Soloraya Masih Aman

“Kami akan razia sampai ke warung makan, restoran, dan sejenisnya. Kalau nekat tidak protokol kesehatan, kami tutup. Kalau masih nekat lagi akan kami cabut izinnya. Ini akan kami masukkan di Surat Edaran (SE). Paling tidak penjualnya wajib menggunakan masker dan sarung tangan. Jadi seperti saat awal Pandemi dulu. Enggak masalah kalau pengetatan ini diprotes sejumlah pihak. Kami lakukan demi kepentingan bersama,” tegas Rudy, sapaan akrabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya