SOLOPOS.COM - Para warga melihat-lihat alat tenun bukan mesin (ATBM) yang nantinya digunakan untuk menenun benang dari serat nanas di Pendapa Pasar Bahulak Karungan, Plupuh, Sragen, Sabtu (25/6/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tim profesor dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bersama petani di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen membudidayakan nanas di lahan seluas 1 hektare. Nantinya, daun nanas akan dimanfaatkan menjadi benang dengan mengambil seratnya.

Benang dari serat nanas itu selanjutnya akan diolah dan ditenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Hasilnya berupa kain serat nanas yang digunakan sebagai bahan baku produk kerajinan tangan seperti tas, sepatu, topi, dan seterusnya. Sementara buah nanasnya dikembangkan menjadi produk minuman segar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Program pengabdian masyarakat ini melibatkan 50 orang warga Karungan sebagai pelaku pengembangan budidaya pohon nanas dan hasil olahannya. Tim dari UNS dipimpin oleh Prof Rahmawati.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengunjungi Pasar Bahulak di Desa Karungan untuk menyambut para profesor dan memberi dukungan kepada masyarakat untuk mengembangkan desanya.

Baca Juga: Jejak Pabrik Serat Nanas Pemasok Eropa di Mojogedang Karanganyar

“Para profesor akan melakukan pendampingan. Pasar Bahulak nantinya tidak hanya sebagai pasar kuliner tetapi diarahkan sebagai desa budaya. Para profesor bisa membantu warga Karungan menggali potensi lokalnya, seperti kesenian tradisionalnya, termasuk kebun nanas yang akan dikembangkan itu. Harapannya temuan baru itu bisa menjadi ikon Desa Karungan,” jelas Yuni, sapaan akrab Bupati, Sabtu (25/6/2022).

Dukungan Infrastruktur

Ia mengaku siap memberikan dukungan berupa perbaikan infrastruktur untuk mempercepat pengembangan Desa Karungan.

Anggota tim pendamping dari Fakultas Pertanian UNS, Prof. Bambang Pujiasmanto, menjelaskan Desa Karungan memiliki potensi dalam pebudidayaan nanas. Jenis tananam nanas yang ditanam adalah nanas raja yang memiliki daun panjang. Serat daun nanas itu, bisa diolah menjadi kain tenun hasil olah ATBM.

Baca Juga: Juosss… Sragen Sempat Jadi Surga Serat Nanas, Begini Kisahnya

“Daerah yang sudah mengolahnya itu di antaranya Kediri dan Temanggung. Di Kediri sudah ada mesin mengolah daun nanas menjadi serat nanas dan diproses menjadi benang hingga akhirnya menjadi kain. Nah, kain inilah yang dibuat produk kerajinan. Seperti pesan Bupati dan Sekda, bahwa hasil olahannya harus memiliki spesifikasi yang berbeda dengan Kediri dan Temanggung,” jelasnya.

Bambang menjelaskan Pemerintah Desa Karungan sudah menyiapkan 1 hektare lahan untuk tanaman nanas sebanyak 80.000 batang. Satu rumpun tanaman nanas bisa menghasilkan potensi serat nanas mencapai 1,7 kg.Jika dikalikan 80.000 tanaman maka potensinya luar biasa. Rendemen serat keringnya hanya 29% dan basah bisa sampai 70%.

Kades Karungan, Joko Sunarso, menjelaskan Pasar Bahulak ini dikelola Bumdes Sinar Karungan Mandiri. Dia mengatakan Pasar Bahulak ini dikembangkan tidak hanya untuk kuliner kawak, tetapi juga untuk workshop, musik, tampilan kreativitas anak-anak Karungan.

Baca Juga: Sragen Ternyata Pernah Jadi Surga Pabrik Pengolahan Serat Agave

“Warga sampai bisa membuat tarian bahulak pada saat ulang tahun Pasar Bahulak, 18 Oktober 2021 lalu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya