SOLOPOS.COM - Kerajinan kandri ethnic

Banner Wisata Joglosemar

Solopos.com, SEMARANG – Sebagai sebuah desa wisata, Desa Kandri di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya.

Promosi 5 Tahun Terakhir Setoran Dividen dan Pajak BRI ke Negara Capai Rp149,2 Triliun

Di desa yang memiliki sederet objek wisata seperti Waduk Jatibarang dan Goa Kreo ini juga terkenal dengan sederet event budaya dan kerajinan tangan penduduknya.

Salah satu kerajinan tangan yang cukup populer dari Desa Kandri adalah pernik-pernik suvenir yang diproduksi Omah Alas. Kerajinan tangan dengan brand Kandri Ethnic itu didirikan Muhammad Nur Husaini, atau yang karib disapa Saddam, sejak 2015 lalu.

Uniknya, Saddam membuat kerajinan tangan itu dari limbah organik di desa itu seperti kayu, rumput, dedaunan dan lain-lain. Limbah organik itu pun disulap menjadi aneka kerajinan tangan seperti gelang, tas, hingga patung karakter.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Batik Girilayu Hingga Jadi Produk Khas Karanganyar

Saddam mengaku awal mula pembuatan Kandri Ethnic tak terlepas dari kegelisahannya untuk menciptakan suvenir atau cendera mata yang mendukung keberadaan Desa Kandri sebagai desa wisata.

“Selain itu, kami juga terinspirasi dari banyaknya sampah organik di lingkungan sekitar. Sampah itu kemudian kami olah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai seni,” ujar Saddam kepada Semarangpos.com (Solopos Media Group), Rabu (14/7/2021).

Kerajinan tangan yang dibuat pun cukup unik. Misalnya patung yang dibuat terinspirasi dari aktivitas warga sekitar seperti menumbuk padi, petani mencangkul, hingga orang mencari kayu bakar.

Hasil kerajinan Kandri Ethnic ini pun dijual dengan harga mulai Rp50.000 hingga jutaan rupiah. Tak hanya diperuntukkan bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Kandri, kerajinan Kandri Ethnic juga dipasarkan ke luar negeri seperti Jepang.

Baca Juga: Punya Wedang Gemblung hingga Sega Ketingan, Pasar Bahulak Sragen Siap-Siap Go Nusantara

“Kalau soal pameran memang kami enggak pernah sampai ke luar negeri. Tapi, kalau barangnya dipasarkan sampai ke mancanegara iya,” tutur Saddam.

Untuk pembuatan suvenir khas Desa Kandri ini, Saddam mengaku turut melibatkan pemuda atau warga di desanya.

Kegiatan Seni Budaya

Desa Wisata Kandri
Pemilik Kandri Ethnic, Muhammad Nur Husaini atau yang karib disapa Saddam, tengah mengajari cara membuat kerajinan dari limbah organik kepada wisatawan yang berkunjung di galeri Omah Alas, Desa Kandri, Kota Semarang, beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-Kandri Ethnic)

Mereka tak hanya dilibatkan dalam pembuatan kerajinan, tapi juga berbagai aktivitas kesenian dan budaya di Omah Alas.

“Tak hanya warga sekitar, di Omah Alas kami juga melibatkan para mahasiswa seperti dari Unnes. Wisatawan yang ingin berkunjung dan belajar kebudayaan juga bisa datang ke Omah Alas,” tutur Saddam.

Baca Juga: Di Kali Pusur Klaten, River Tubing Bisa Bayar Pakai Sampah

Sekretaris Desa Kandri, Masduki, mengatakan Kandri Ethnic bukan satu-satunya kegiatan ekonomi kreatif warga yang mendukung keberadaan Desa Kandri sebagai desa wisata. Ada berbagai kegiatan ekonomi kreatif warga di Desa Kandri seperti pembuatan kuliner hingga kerajinan kebaya. Pengembangan desa wisata termasuk di Kandri ini merupakan bagian dari wilayah koordinatif dari Badan Otorita Borobudur (BOB)

“Selain itu, kami juga memiliki sederet paket wisata untuk wisatawan yang berkunjung ke Desa Kandri. Wisatawan akan disuguhkan sensasi kehidupan masyarakat pedesaan dengan panorama alam yang menyejukkan,” ujar Masduki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya