SOLOPOS.COM - Pasangan pengantin asal Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, Bagus-Wulan, menebarkan benih ikan lele di Kali Pusur seusai acara resepsi, Minggu (30/5/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Pasangan pengantin asal Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, Klaten, menggelar hajatan pernikahan dengan cara unik yakni menebar benih ikan di alur Kali Pusur, Desa Kenaiban. Kegiatan dilakukan selepas acara resepsi yang diadakan di Gedung IPHI Juwiring, Minggu (30/5/2021).

Seusai acara resepsi, pasangan pengantin bernama Bagus dan Wulan tersebut menaiki andong menuju Kali Pusur di bawah jembatan di Dukuh Pencil, Desa Kenaiban, Klaten. Sekitar 1.500 bibit ikan lele ditebar Bagus dan Wulan di alur sungai itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Baca Juga: Ruas Tol Jawa Tengah Masuk Uji Coba Transaksi Nirsentuh

Ekspedisi Mudik 2024

“Untuk memperingati hari kebahagiaan, kami lakukan dengan cara tebar benih ikan. Harapan kami agar ekosistem sungai terutama di Pusur terjaga,” kata Bagus, 28, saat ditemui wartawan seusai kegiatan tebar benih.

Bagus mengatakan acara itu digelar secara spontan. Cara itu juga dia lakukan sekaligus untuk mengenang ketika kali pertama bertemu dengan Wulan yang kini menjadi istrinya. “Dulu itu kali pertama bertemu ketika ada acara tebar benih ikan di Bantul dan akhirnya kami menikah,” kata Bagus.

Hal senada disampaikan Wulan, 29. Dia mengatakan kegiatan itu digelar terinspirasi dari kegiatan tebar benih ikan yang dia datangi ketika kali pertama berkenalan dengan Bagus yang kini menjadi suaminya.

“Saat itu ada kegiatan di Sedayu, Bantul dengan kegiatan pengantin tebar benih. Kegiatannya itu pada Februari 2018. Ide kali ini juga spontan saja setelah diingat-ingat ternyata pertama kali kami bertemu pada kegiatan pengantin tebar benih,” kata dia.

Baca Juga: Bapak Di Solo Ngamuk Setelah Anaknya Terjaring Operasi Knalpot Brong

Soal pelaksanaan resepsi, Bagus menuturkan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19 kecamatan dan desa. Kegiatan digelar dengan sistem drive thru. Tak ada tempat duduk bagi para tamu undangan selain tempat duduk untuk rombongan besan.

Ketika tamu datang, mereka langsung mendatangi pelaminan dan mengucapkan selamat kepada pasangan pengantin tanpa bersalaman. Setelah itu tamu melewati meja pemberian hidangan yang sudah disajikan dalam bentuk dus dan langsung pulang. “Acara inti yakni pasrah dan tompo pengantin hanya berlangsung sekitar 10 menit. Acaranya juga dibatasi hanya 1,5 jam dengan sistem banyu mili,” kata Bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya