SOLOPOS.COM - Warga Dusun Ginadekulon, Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri bekerja bakti di dusun setempat pada 2021 ini. Seluruh rumah warga dusun tersebut menghadap selatan. (Istimewa/Sumarno)

Solopos.com, WONOGIRI—Kabupaten Wonogiri menyimpan budaya lokal yang beragam. Ada budaya yang menyangkut posisi rumah, seperti terdapat di Dusun Ginadewetan dan Ginadekulon, Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro. Seluruh rumah warga dua dusun itu menghadap ke selatan.

Warga meyakini rumah yang menghadap ke selatan membawa dampak positif bagi kehidupan. Sebaliknya, rumah yang menghadap selain ke selatan dapat membawa keburukan.

Promosi Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan 2024 di 2 Lokasi

Kepala Dusun Ginade yang memiliki wilayah tugas Dusun Ginadekulon dan Ginadewetan, Sumarno, 61, kepada Solopos.com, Jumat (3/12/2021), mengatakan dua dusun tersebut terdapat 143 keluarga. Seluruh rumah warga menghadap ke selatan.

Baca Juga: Ingat, Vaksinasi Berhadiah Utama Motor di Klaten Berlaku 6-16 Desember

Jika ada warga yang baru membangun rumah pasti menghadap ke selatan. Kondisi itu membuat rumah warga tak selalu menghadap ke jalan. Tak sedikit rumah yang membelakangi jalan.

Warga tetap membangun rumah menghadap ke selatan meski di depan rumahnya ladang atau bahkan hutan. Sebab, warga sejak dahulu meyakini rumah yang menghadap ke selatan membawa hal baik bagi kehidupan.

“Budaya ini ada sejak zaman dahulu yang masih diyakini sampai sekarang. Budaya ini hanya ada di Ginadewetan dan Ginadekulon. Warga dusun lainnya di Desa Tlogoharjo enggak mengikuti,” kata Sumarno saat dihubungi Solopos.com.

Baca Juga: Wow! Vaksinasi di Klaten Berhadiah 1 Unit Sepeda Motor

Hingga saat ini, lanjut dia, belum dapat diketahui siapa yang kali pertama membuat keyakinan tersebut. Cerita dari orang terdahulu, awalnya warga setempat tak boleh membangun rumah menghadap ke utara. Sebab, ada danyangan atau tempat keramat yang terdapat di sisi utara.

Warga yang membangun rumah menghadap ke utara diyakini hidupnya bakal tak selamat atau tak tenteram. Sejak saat itu warga membangun rumah menghadap arah yang berlawanan dengan arah utara, yakni arah selatan.

Warga meyakini tinggal di rumah yang menghadap selatan akan selamat dan tenteram. Keyakinan itu tumbuh subur sampai sekarang.

Baca Juga: Alhamdulillah…Tak Ada Kasus Baru Covid-19 di Klaten 3 Hari Beruntun

 

Turun-Temurun

“Pernah ada pendatang yang membangun rumah menghadap utara. Kalau enggak salah saat itu 1981 atau 1982. Warga sudah mengingatkan agar jangan membangun rumah menghadap utara karena tak baik. Orang bersangkutan tetap nekat. Selang satu setengah tahun semua anggota keluarga pendatang itu meninggal dunia dalam waktu berbeda karena sakit,” ucap Sumarno.

Saat ini, masih kata dia, rumah warga bersangkutan sudah rata dengan tanah. Kejadian itu semakin meneguhkan keyakinan warga setempat.

Tidak ada warga yang berani menentang tradisi tersebut. Warga merasa tenteram dengan kehidupan seperti itu, meski mereka hidup sederhana. Sehari-hari warga dusun bertani. Sebagian lainnya merantau.

Baca Juga: Kuras BPR Ceper Rp800 Juta, Komplotan Tipu-Tipu Lintas Provinsi Dibekuk

Kepala Desa (Kades) Tlogoharjo, Miyanto, mengatakan kepercayaan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan warga Dusun Ginadewetan dan Ginadekulon. Warga meyakininya secara turun temurun. Dia bersyukur warga dapat hidup rukun baik dengan sesama warga dusun tersebut maupun dengan warga dusun lain.

“Kehidupan warga berjalan normal-normal saja. Mereka hidup rukun,” ujar Kades.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya