SOLOPOS.COM - Warga mengunjungi petilasan Sunan Kalijaga di Dukuh Sepi, Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Jumat (30/7/2022) malam. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso).

Solopos.com, KLATEN — Petilasan Sunan Kalijaga di Dukuh Sepi, Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Klaten ramai dikunjungi orang saat malam 1 Sura. Petilasan itu berupa batu yang diyakini menjadi tempat Sunan Kalijaga menunaikan Salat Subuh.

Salah satu warga Dukuh Sepi sekaligus juru kunci petilasan, Wagino Warno Sudarso, 80, mengisahkan Sunan Kalijaga mendapatkan tugas dari Sunan Bonang menyiarkan agama Islam di utara Gunung Gambar, Gunungkidul yang berbatasan dengan Cawas. Seusai siar agama Islam, Sunan Kalijaga melanjutkan perjalanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam perjalanan tersebut Sunan Kalijaga kesulitan mendapatkan air ketika akan menunaikan Salat Isya lantaran bersamaan dengan musim kemarau.

Sunan Kalijaga lantas berdoa kepada Allah SWT agar bisa mendapatkan air. Sang sunan menancapkan kayu ke tanah hingga keluar air dan akhirnya bisa melaksanakan Salat Isya.

Sunan Kalijaga melanjutkan perjalanan menuju ke Kauman Cawas menemui temannya Kiai Khatib Banyu Meneng. Namun, kala itu santri Kiai Khatib Banyu Meneng sedang mengaji hingga Sunan Kalijaga melanjutkan perjalanan ke arah timur.

Baca Juga: Legondo, Kue Penuh Makna di Petilasan Sunan Kalijaga Cawas Klaten

Di satu lokasi, Sunan Kalijaga berhenti sejenak dan membikin satu sumur yang kemudian diberi nama Sumur Kawak. Tempat itu kemudian diberi nama kampung Dukuh yang kini berada di Desa Barepan.

Sunan Kalijaga melanjutkan perjalanan ke timur dan berjalan pada tanggul sungai yang mengering. Dia kemudian dibuat heran masih ada bagian alur sungai yang dipenuhi air.

Sunan Kalijaga lantas mendatangi bagian alur sungai yang masih ada airnya tersebut dan wudu sebelum melaksanakan Salat Subuh. Salat dilaksanakan Sunan Kalijaga pada bebatuan yang ada di tengah air itu.

Seusai salat, Sang Sunan merasakan tempat itu sangat sepi. Tak ada suara tanaman yang tertiup angin. Begitu pula langkah manusia atau binatang.

Baca Juga: Dukuh Sepi di Cawas Klaten Mendadak Diserbu 3.000an Orang, Ada Apa?

Oleh Sunan Kalijaga, tempat itu lantas diberi nama kampung Sepi yang kini berada di Desa Barepan.

Batu tempat Sunan Kalijaga bersujud ketika melaksanakan Salat Subuh itu diyakini berada di tengah perkampungan Dukuh Sepi di halaman rumah salah satu warga.

Batu itu berwarna putih kehitaman dan datar. Ada cekungan-cekungan pada batu itu yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter. Ada bongkahan batu yang terpisah dengan kondisi berlubang.

Kawasan tersebut dikelilingi tembok. Ada dua pintu yang menjadi akses keluar dan masuk. Ada relief menggambarkan sosok Sunan Kalijaga dan tulisan beraksara Jawa di atasnya.

Baca Juga: Kisah Kesaktian Sunan Bayat, Mengutuk Penyamun Jadi Manusia Domba

Batu petilasan itu bertabur bunga saat Solopos.com mengunjungi tempat tersebut, Kamis (29/7/2022) malam. Warga berduyun-duyun berdatangan.

Semakin malam, warga yang berkunjung semakin banyak. Puncak kunjungan ke petilasan itu terjadi saat awal Sura terutama pada malam 1 Sura seperti Kamis malam.

Warno mengatakan peziarah datang tak hanya saat malam 1 Sura. Pada hari biasa, ada saja peziarah yang berdatangan.

Mereka berasal dari berbagai daerah. Bahkan, ada yang memilih menginap di kampung tersebut selama berhari-hari.

Baca Juga: Mengenal Kenduri Ketupat, Tradisi Lebaran di Klaten

”Ada yang datang dari Lampung, Jambi, Bali, dan daerah lainnya. Ada yang sampai menginap sampai empat hari,” kata dia.

Saat 1 Sura atau 1 Muharram, warga Dukuh Sepi membikin legondo, kue khas dengan bahan baku dari beras ketan, santan, dan parutan kelapa. Seperti halnya Lebaran, warga Sepi yang berada di perantauan pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga besar mereka di kampung saat malam 1 Sura.

Rangkaian menyambut malam 1 Sura atau 1 Muharram biasa diperingati dengan tirakatan, yakni menggelar pengajian dan doa bersama. Selain itu, ada kirab legondo. Namun, tiga tahun terakhir kirab itu ditiadakan lantaran pandemi Covid-19.



Kepala Desa (Kades) Barepan, Irmawan Andriyanto, mengatakan petilasan Sunan Kalijaga menjadi salah satu potensi Desa Barepan. Kegiatan tersebut mendongkrak perekonomian warga terutama UMKM.

Baca Juga: Penuh Misteri! Masjid Mbah Bolu alias Masjib Bubrah di Wedi Klaten

“Dampaknya luar biasa bagi warga kami dengan UMKM semuanya berjalan. Belum dari pengelolaan parkir. Untuk kegiatan full seperti malam ini hanya berlangsung selama tiga hari. Kami akan coba perpanjang lagi waktu pelaksanaan kegiatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya