SOLOPOS.COM - Salah satu lorong jalan di Museum Rai Sewu yang dindingnya dihiasi topeng penggambaran watak manusia, Selasa (25/1/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI—Wisata Museum Sewu Rai di Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, menampilkan keunikan berupa 1.000 topeng berbeda yang menggambarkan raut muka manusia.

Bangunan yang sekarang menjadi objek wisata di Kecamatan Sidoharjo itu mulanya dibangun pada 2017. Manajer Operasional Museum Sewu Rai, Ringgo, mengatakan sejak dibangun dan diresmikan pada Maret 2020 museum sudah dikonsep seperti sekarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jadi, Pak Suparno [sang pemilik] ide-idenya dikenal nyentrik. Tempat ini disebut Sewu Rai karena keberadaan 1.000 topeng [yang menghiasi seluruh ruang bagian dalam], dengan penggambaran 1.000 watak manusia,” ungkap Ringgo saat ditemui Solopos.com, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Museum Wayang Indonesia Wonogiri Inventarisasi Koleksi

Selain itu, keunikan Museum Sewu Rai ialah konsep tempat yang mengombinasikan budaya Jepang dan Jawa. Misalnya, saat pengunjung datang akan langsung disambut Tori, pintu gerbang khas Jepang. Akan tetapi saat masuk ke dalam ruangan, lekat dengan budaya Jawa.

Selfie area itu budaya Jepang, sedangkan ruang pamer budaya Jawa. Kalau budaya Jawa saja sudah banyak. Kami hanya ingin tampil berbeda saja,” tambah Ringgo saat ditanyai alasan kombinasi budaya Jepang dan Jawa di Museum Sewu Rai.

Ditanyai pembuatan topeng yang diakuinya berjumlah 1.000, Ringgo mengaku produsennya berasal dari Kecamatan Eromoko. “Namanya Dalang Sutardi. Sewaktu saya berkunjung ke rumahnya, beliau mengaku sempat kesulitan saat mendapat pesanan dari Pak Suparno. Sebabnya karena harus menggambarkan watak manusia dan semuanya berbeda-beda,” kisah Ringgo.

Baca Juga: Aset Rusak Jadi Problem Serah Terima Museum Karst Indonesia Wonogiri

Ia menambahkan meski penyebutan objek wisata yang dikelolanya museum, tempatnya bisa digunakan untuk segala macam kegiatan. “Semisal mau bikin acara seminar, teater, atau acara kesenian di sini, silakan,” imbuhnya.

Ringgo mencontohkan kegiatan yang pernah dilakukan pihak lain di Museum Sewu Rai, di antaranya tempat itu pernah digunakan untuk pembelajaran UMKM, promosi produk kecantikan, hingga acara-acara rapat komunitas warga.

Dalam pengelolaan parkirnya, tambah Ringgo, Museum Sewu Rai bekerja sama dengan karang taruna setempat. “Kami persilakan karang taruna mengelola parkir di halaman luar, yang penting rapi saja. Penghasilannya buat mereka,” pungkas Ringgo.

Baca Juga: Museum Karst Indonesia Wonogiri Belum Buka, Wisatawan Kecewa

Sebagai informasi, Museum Sewu Rai mematok biaya tiket masuk museum senilai Rp5.000 untuk anak-anak dan Rp10.000 untuk dewasa. Penghasilan tiket masuk museum itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang besar karena adanya fasilitas pendingin ruangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya