SOLOPOS.COM - Mahasiswa UKSW Salatiga saat memainkan robot untuk permainan tradisional dam-daman di kampusnya, Rabu (23/11/2022). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga punya cara yang unik untuk mempopulerkan permainan tradisional dam-daman. Mahasiswa Teknik Elektro UKSW Salatiga itu memainkan dam-daman dengan sebuah robot mereka buat.

Ketua Divisi Tim Bima Robotik Riset Center UKSW, Dimas Lutfi Somadul Irham, mengaku sengaja membuat robot untuk memainkan permainan tradisional dam-daman pada 2022. Ia bersama tiga rekannya membuat robot itu guna mengikuti lomba kontes robotik tematik Indonesia atau KRTMI. Kendati demikian, robot tersebut juga kerap dipamerkan kepada masyarakat umum dan turut dimainkan.

“Perlombaan robot ini seperti dam-daman atau tic tac toe. Kita tanding dengan robot musuh dan siapa yang tercepat menyusun itu akan menang,” kata Dimas saat ditemui Solopos.com dalam acara Link-Match Innovation Expo UKSW, Rabu (23/11/2022).

Untuk mengoperasikannya Lutfi menggunakan joy stik dengan saluran radio frekuensi untuk memudahkan mengontrol gerakan robot. “Tapi robot ini juga bisa dikendalikan dengan HP. Kalau dengan HP yaitu dengan bluetooth,” jelas mahasiswa Teknik Elektro UKSW Salatiga itu.

Dikatakan pada ajang lomba yang diselenggarakan pada Juli 2022 itu robot buatannya berhasil masuk dalam 16 besar. “Terakhir tahun 2022 kemarin itu kami bisa menjuarai wilayah 2, juara empat dan lolos tingkat nasional. Di tingkat nasional masuk 16 besar,” ujarnya bangga.

Baca juga: Kompetisi Pemrograman dan Keamanan Siber di UKSW, 5 Jam Tuntaskan Studi Kasus

Pada tahun sebelumnya, ia dan timnya juga lolos pada putaran nasional dalam kontes robot yang sama. Secara pembuatan Dimas bersama timnya membutuhkan waktu selama dua bulan.

Pertama-tama, mereka mendesain lebih dulu robot yang akan dibuat secara 3D dengan menggunakan software. “Kemudian kita realisasikan menggunakan 3D print. Supaya bentuk robotnya bisa presisi jika dibentuk,”bebernya.

Untuk membuat itu ada empat orang yang terlibat, yang terdiri dari dua programmer dan dua orang mekanik. Untuk membuat satu buah robot, Dimas mengaku dibutuhkan biaya mencapai Rp10 juta.

Baca juga: 2 Robot UKSW Salatiga Lolos KRI 2020, Salah Satunya Robot Kesehatan

“Kesulitan hanya inden perangkat komponen yang dari luar negeri. Menunggunya cukup lama,” jelasnya.

Dimas mengaku saat ini dirinya bersama tim Robotik Riset Center UKSW Salatiga tengah mengembangkan robot untuk mendeteksi api dan menyelamatkan kroban. “Prototipe sudah dibuat dan masih dalam tahap pengembangan. Kami akan masukan sensor agar lebih sensitif,” jelasnya.

Rekomendasi
Berita Lainnya