SOLOPOS.COM - Pakaian adat pengantin khas Boyolali, Wahyu Merapi Pacul Goweng, yang terpajang di Museum R. Hamong Wardoyo Boyolali, Senin (20/6/2022). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Sejak 2015, Kabupaten Boyolali telah memiliki pakaian pengantin khasnya sendiri yang bernama Wahyu Merapi Pacul Goweng. Proses pencarian pakaian pengantin khas Boyolali tak lepas dari usaha Himpunan Ahli Rias Pengantin (Harpi) Melati Boyolali dengan dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

Ketua Harpi Boyolali, Sumarmi Sutrisno, mengatakan setelah dibakukan pada 2015, pakaian pengantin khas Boyolali Wahyu Merapi Pacul Goweng disahkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) pada 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harpi Boyolali selalu mendapatkan dukungan dari bupati lama, Bapak Seno Samodro, dan bupati baru, Bapak Said Hidayat. Dukungan dari dinas juga mengalir terkait pakaian khas pengantin ini,” terang dia saat dijumpai Solopos.com di salah satu restoran di Boyolali, Senin (20/6/2022).

Ia mengungkapkan dukungan diberikan dalam bentuk pembiayaan sehingga dapat meresmikan pakaian khas pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng. Mantan Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Ampel, tersebut mengungkapkan tanpa pembiayaan dari Pemkab Boyolali maka akan kesulitan meresmikan pakaian khas pengantin Boyolali.

Lebih lanjut, Marmi mengungkapkan ciri khas dari pakaian pengantin khas Boyolali pertama dari cunduk mentul. “Ada sembilan cunduk mentul, semuanya ikon Boyolali. Ada kepala lele, kepala lembu, ada daun tembakau, ada gunungan yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu,” kata dia.

Baca juga: Membumikan Lagi Wahyu Merapi Pacul Goweng, Rias Pengantin Khas Boyolali

Ia mengungkapkan ada pula pembeda paes khas Boyolali dengan model Solo dan Yogyakarta. Ia mengungkapkan paes khas pengantin Boyolali mengenakan paes model Solo akan tetapi memakai prodo gaya Yogyakarta yang keemasan.

Awal Mula Pencarian

Hal tersebut, menurut Marmi, karena Boyolali dekat dengan Solo dan Yogyakarta. Ia juga mengatakan pakaian jarik dan kebaya pengantin juga memiliki ikon Boyolali. “Dengan adanya pakaian pengantin khas Boyolali semoga masyarakat semakin menyenangi tata rias khas Boyolali. Semoga juga banyak dipakai oleh masyarakat Boyolali, Soloraya, bahkan Jawa Tengah,” harap Marmi.

Sementara itu, Wakil Ketua Harpi Boyolali, Siti Tasdiqoh, mengungkapkan awal mula pencarian baju khas pengantin Boyolali membawa Harpi Boyolali ke salah satu budayawan asal Selo, Boyolali, bernama Kalijo.

Baca juga: Museum Hamong Wardoyo Boyolali Punya Ratusan Koleksi Unik, Apa Saja?

“Pak Kalijo yang juga sesepuh dan budayawan Boyolali ini mengatakan manten kuno menikah dengan pakaian khas namanya pacul goweng,” terangnya.

Siti mengungkapkan penamaan pacul goweng sekilas lucu, akan tetapi nama tersebut terjadi karena zaman dulu ada salah satu prajurit Pangeran Diponegoro yang ingin menikah dengan warga lokal Selo.

“Prajuritnya ini ingin menikah dengan ageman [pakaian] seperti Diponegoro. Tapi tidak boleh karena dia itu prajurit. Jadi dibuat bajunya manten, tapi kuluk atau blangkonnya goweng atau krowak [cekung ke dalam] di bagian belakang. Kemudian bajunya warna hijau,” kata dia.

Baca juga: Serunya Lewati Jembatan Kali Apu Klakah Boyolali, Pemandangannya Amboi!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya