SOLOPOS.COM - Ayam jago bangkok milik warga Duyungan, Sidoharjo, Sragen, muncul tanduknya di bagian kepala, Minggu (4/4/2021).(Istimewa/Hendry Sadewo)

Solopos.com, SRAGEN—Aneh tapi nyata. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan ayam milik warga Dukuh Pengkol RT 026, Desa Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Hendry Sadewo, 37.

Ayam bangkok yang dipelihara sejak anakan itu tumbuh semacam tanduk di bagian kepalanya, tepatnya di atas paruhnya. Hendry sendiri menyebutnya dengan istilah cula karena seperti badak bercula.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hendry yang juga pemilik grup campursari Jagadsworo itu sempat kaget saat melihat tumbuh tanduk di kepala ayamnya sejak umur 6-7 bulan. Tanduk itu semakin lama semakin mengeras seperti jalu yang biasanya tumbuh di bagian kaki ayam.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sragen Gelar Bazar Ikan Cupang, Antusiasme Masyarakat Tinggi, Tapi...

Kini, ayam Hendry itu baru berumur sekitar 1 tahun dan jalu kakinya pun baru mulai tumbuh.

“Awalnya saya diberi bibit ayam bangkok yang masih kuthuk atau anakan dari teman dekat yang tinggal di Batu Jamus. Namanya Mas Bandung. Beliau memberi lima ekor bibit ayam bangkok petarung karena bapaknya memang petarung hebat. Pemberian itu kalau tidak April 2020 ya Juni 2020, saya lupa-lupa ingat. Lima ekor itu terdiri atas dua betina dan tiga jantan,” ujarnya kepada Solopos.com, Minggu (4/4/2021).

Hendry yang juga pemilik Biro Wisata JS Tour and Travel Sragen itu menyebut dari tiga ekor ayam jantannya, hanya satu yang tumbuh tanduk atau cula di kepala.

Baca Juga: Soal Target Pengentasan Kemiskinan, Wabup Sragen Dedy Endriyatno Bilang Begini

Diberi Nama

Tiga ekor bangkok jantan itu diberi nama semua oleh Hendry, yakni jagadsworo karena sering berkokok pagi-pagi, hasanudin, dan gladiator. Dia mengungkapkan dari tiga ayam itu hanya gladiator yang muncul tanduknya. Dua ekor pejantan lainnya tidak ada.

Dia menyebut ada paman yang menawar ayam itu tetapi belum ada niat untuk dijual. Hendry sengaja enggak membuka harga karena masih saudara. Sebenarnya Hendry ingin menjualnya kalau harganya cocok tetapi kalau tidak akan dipelihara sendiri.

“Kata yang memberi ayam, rencana mau dibeli kalau tanduhnya tumbuh 1 cm. Tetapi saya juga masih sayang. Saya sudah pelihara sejak kecil sampai dewasa. Saya akan urus sampai jari juara dan petarung sejati,” katanya.

Meskipun kena hujan dan kepanasan, kata dia, semua ayamnya sehat. “Biasanya ayam bangkok itu kan rentan terhadap cuaca. Sekarang ayam itu, saya pelihara di rumah mertua,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya