Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Mereka menilai langkah penggalian jalan itu di luar kesepakatan yang sudah tercapai selama ini antara warga setempat dengan kontraktor proyek. Juru bicara warga Makamhaji, Cucu Suryanto, mengatakan lebih dari sepuluh usaha tutup akibat diadakannya penggalian yang dinilainya berlangsung tanpa diketahui yang dilakukan sejak pukul 09.00 WIB oleh pihak kontraktor. “Beberapa usaha yang tutup antara lain toko herbal, pedagang bakso, tiga showroom mobil, warnet, toko kelontong, toko kijing, bengkel motor, toko sepatu, dan lain-lain. Para keryawan juga terpaksa dipulangkan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di depan lokasi penggalian jalan.
Menurut Cucu, pihaknya sangat kecewa dengan keputusan pihak kontraktor yang seakan membohongi para pemilik usaha. Menurutnya, para pemilik usaha belum pernah diberitahu rencana penggalian ini sebelumnya. Menurut perkiraannya, penggalian akan didahulukan di bagian tengah perlintasan kereta api terlebih dahulu. Lebih lanjut Cucu menjelaskan, pihaknya telah meminta konfirmasi dari kontraktor terkait penggalian mendadak tersebut.
Kekecewaan juga diungkapkan pemilik usaha warnet, Ari Wijaya, 30. Menurut pengakuannya, sebelumnya telah ada perjanjian bahwa sebelum jalur jalan digali, akan terlebih dahulu dibangun jalan sayap di sisi kanan dan kiri jalur underpass. “Kami merasa dikhianati. Sebelumnya saya dan teman-teman pemilik usaha sama sekali belum dikasih tahu. Sebenarnya sejak alat pengeruk tanah didatangkan pada Rabu malam saya sudah curiga akan terjadi sesuatu,” tuturnya.
Pengusaha warnet, snack, dan fotokopi ini mengatakan, ia bersama pemilik usaha lain hanya ingin menuntut kejelasan jadwal pelaksanaan proyek. Jika jadwal pelaksanaan proyek dapat diketahui dengan pasti , dirinya dan rekan-rekannya dapat mengatur strategi untuk menyelamatkan usaha mereka. “Karyawan saya seluruhnya enam orang, saya juga punya kewajiban mencukupi kebutuhan keluarga. Penggalian mendadak ini membuat kami terpaksa kehilangan sumber penghasilan selama waktu yang belum bisa dipastikan,” ungkapnya.
Masa depan usaha yang tidak menentu juga dikeluhkan pemilik usaha pengecatan mobil, Wawan, 34. Meski mengaku akan tetap buka baik ada pelanggan maupun tidak, dirinya mengaku khawatir penggalian jalan yang mencapai depan lahan usahanya ini menyulitkan pelanggan.