Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kepala Desa Makamhaji, Zaenuri, mengatakan masyarakat banyak mengeluhkan tentang kondisi jalan. “Jalan di sekitar jembatan tidak rata, untuk meratakan jalan saat ini dipasang papan. Penerangan juga masih minim,” ujarnya saat kepada Solopos.com, Jumat (31/8/2012). Akibat penerangan yang minim itu, beberapa waktu lalu sempat ada warga yang mengaku sepeda onthel miliknya diminta orang yang tidak dikenal.
Zaenuri juga mengimbau kepada masyarakat yang akan melewati terowongan Nolodutan untuk lebih berhati-hati. Terutama saat melintas di atas pukul 22.00 WIB. Kondisi jalan yang sepi mungkin dapat dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindak kriminal. Beberapa anggota Linmas juga disiagakan untuk menjaga jalan alternatif itu.
Menurut Zaenuri, sebelum palang pintu perlintasan Makamhaji ditutup kondisi jalan alternatif itu masih sepi. Namun, setelah palang pintu perlintasan ditutup jalan mulai ramai. “Di sana [terowongan Nolodutan] harus ada yang menjaga karena jalan menikung cukup tajam,” imbuh Zaenuri.
Zaenuri sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan pelaksana proyek terkait perbaikan jalan alternatif itu. Namun, menurutnya pihak pelaksana proyek kurang kooperatif. Ia berharap pelaksana proyek lebih memperhatikan keadaan jalan agar lebih aman dan nyaman. “Saya sms tidak membalas, saya telepon juga kadang-kadang tidak merespons. Padahal warga banyak protes kepada saya,” tukas Zaenuri.
Sementara itu, pelaksana proyek underpass, Sapto, mengatakan pihaknya akan segera menindaklajuti keluhan warga tersebut. Material perbaikan sudah dipersiapkan tinggal menunggu pelaksanaan perbaikan. “Penerangan hanya di satu titik yang belum terkaver. Kami secepatnya akan memperbaiki ketidaknyamanan itu,” ujarnya.