SOLOPOS.COM - Ahmad Syafi'i Maarif. (Harian Jogja-Fahmi Ahmad Burhan)

Solopos.com, JOGJA -- Langkah Mendikbud Nadiem Makarim menghapus Ujian Nasional (UN) masih menuai kritik. Salah satu kritik datang dari mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah, Syafii Maarif, yang meminta agar kebijakan Mendikbud tidak serampangan.

Buya--sapaan Syafii Maarif--meminta kebijakan itu dikaji ulang. Dia mengingatkan penggantian sistem ujian yang rencananya dilaksanakan pada 2021 itu berbeda dengan pengelolaan Gojek sebagai perusahaan startup yang dikembangkan Nadiem.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, Mendikbud harus mengajak banyak pihak, termasuk pakar pendidikan untuk membahas kebijakan tersebut. “Ini bukan Gojek, pendidikan ini. Jangan serampangan,” ungkap Buya di UMY, Kamis (12/12/2019).

UN Dihapus Mulai 2021, Netizen: Ujian Hidup Enggak Bisa Dihapus!

Menurut Buya, penghapusan Ujian Nasional tidak bisa serta merta dilakukan. Sebab di banyak negara, ujian semacam UN dilaksanakan dalam rangka menjaga standar mutu pendidikan.

Kalau kebijakan penghapusan UN tetap dipaksakan, Buya khawatir langkah itu memengaruhi semangat peserta didik untuk bersekolah. Tidak ada lagi standar yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang mereka raih.

Maruf Amin Sebut akan Ada Pengganti Ujian Nasional, Apa Itu?

“Artinya, ditinjau dari segala perspektif ya. Jangan serampangan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Mendikbud menyatakan sistem UN akan diubah menjadi asesmen kompetensi minimum. Selain itu, survei karakter yang dianggap bisa membuat siswa dan sekolah lebih tertantang dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Aji Mumpung Gibran Rakabuming dan Bobby Maju Pilkada? Ini Jawaban Jokowi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya