SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

UMKM Kulonprogo merasakan dampak positif dari MEA.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Pengrajin tas dari pelepah pisang di Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, kebanjiran permintaan hingga 300% bersamaan dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengrajin pelepah pisang Kecamatan Girimulyo, Istipurwaningsih, mengatakan dengan adanya pasar bebas ASEAN, perajin tas dari bahan baku pelepah pisang kebanjiran permintaan sejak tiga bulan terakhir.

“Omzet naik menjadi tiga kali lipat. Biasanya, permintaaan sekitar 3.000 pieces, saat ini menjadi 10 ribu pieces. Harga yang kami tawarkan juga bervariasi, yang paling murah Rp60.000 dan termahal Rp300.000,” kata Istipurwaningsih, seperti dilansir dari Antara Senin (11/1/2016).

Saat ini, kata Isti, omzet dari pembuatan keranjang dari pelepah pisang sebesar Rp300.000, naik menjadi Rp700 juta. Pesanan dari luar, terkadang belum genap 30 hari dari agensi ekspor-impor sudah meminta pesanan kembali.

Ia mengatakan, pesanan kerajian dari pelepah pisang berasal dari Amerika dan Eropa yang mencapai 80 %, dan dari Asia seperti Jepang dan Korea sebanyak 10 %, dan sisinya pasar dalam negeri seperti Jakarta dan Bali.

“Permintaan terus bertambah. Kami sampai keualahan memenuhi permintaan mereka,” katanya.

Untuk itu, pihaknya menambah jumlah produksi kerajinan pelepah pisang. Pembuatan kerajinan ini melibatkan 70 orang warga.

Mereka sibuk menyiapkan barang-barang pesanan dari Amerika dan Eropa. Kerajinan pelepah pisang ini, di Amerika terkenal dengan “bag laundry” atau tempat baju kotor. Pesanan sangat tinggi.

Pembuatan “bag laundry” terbuat dari pelepah pisang yang dikeringkan, kemudian dipadatkan dengan ulir mesin. Selanjutnya dianyam sesuai ukuran dan kebutuhan.

“Kami memberdayakan masyarakat di sekitar rumah. Kerajinan pelepah pisang ini, kami rasakan mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” katanya.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Purwanti meminta anak usaha Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aneka Usaha untuk membantu perajin Kulon Progo mengekspor produk mereka.

Saat ini, kata Purwanti, produk lokal Kulon Progo pemasaran ke luar negeri masih bekerja sama dengan pihak ketiga. Sehingga, keuntungan dari perajin sangat kecil dibandingkan dengan pihak ketiga sebagai eksportir.

“Kami minta Aneka Usaha berupaya membantu perajin kita dengan menjualkan produk-produk ke luar negeri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya