SOLOPOS.COM - Karyawan pabrik di Wonogiri (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Upah Minimum Kabupaten atau UMK Wonogiri setiap tahun selalu berada di posisi terendah kedua se-Jawa Tengah, termasuk tahun depan. Kondisi tersebut justru dipandang sebagai kekuatan. UMK yang rendah diyakini dapat menarik investor masuk.

Seperti diketahui, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, telah menetapkan UMK 35 daerah 2021, belum lama ini. UMK Wonogiri tahun depan senilai Rp1.827.000. UMK itu naik Rp30.000 atau 1,67 persen dari UMK tahun ini senilai Rp1.797.000. Informasi yang dihimpun Solopos.com, sejak dahulu posisi UMK Wonogiri selalu terendah kedua se-Jawa Tengah di atas Banjarnegara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sering Razia Masker, Satpol PP Solo Jadi Sasaran Teror

Kepala Dinas Tenaga Kerja Wonogiri, Ristanti, kepada Solopos.com, Senin (23/11/2020), menyampaikan Wonogiri merupakan daerah yang sedang bersolek untuk menarik investor. Apabila dalam kondisi itu UMK tinggi justru akan membuat Wonogiri tak menarik bagi investor.

Menurut dia UMK yang rendah dapat menarik investor, lantaran pengusaha dalam berinvestasi mempertimbangkan biaya produksi. Salah satu elemen yang memengaruhi biaya produksi adalah upah pekerja. UMK yang rendah turut menekan biaya produksi.

“Salah satu contohnya dilakukan PT BIG [Bandung Indah Gemilang pembuat sprai My Love]. Saya pernah berdiskusi dengan pimpinan PT BIG. Dia bilang salah satu alasan membuka perusahaan di Wonogiri karena UMK rendah. Jauh lebih rendah dibandung Bandung, lokasi perusahaan utama,” kata Ristanti.

PT BIG mendirikan perusahaan di Gemantar, Selogiri, agar dapat menopang peningkatan kapasitas produksi yang selama ini dikerjakan perusahaan di Bandung. Rencananya PT BIG membutuhkan tenaga kerja lebih kurang 3.000 orang secara bertahap.

Ekonomi Daerah

Ristanti melanjutkan penentuan UMK di tingkat daerah tak sekadar tawar menawar antara pekerja dan pengusaha. Dalam pembahasannya, Dewan Pengupahan yang terdiri atas unsur tripartit mempertimbangkan ekonomi daerah dan keberlangsungan usaha. Apabila usaha dapat terus bergerak tenaga kerja di Wonogiri dapat terserap.

Jika ada investor lain yang masuk Wonogiri, semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Pertumbuhan ekonomi pun akan turut terkerek lantaran perputaran uang di Wonogiri akan meningkat. Ristanti mencontohkan perusahaan yang memiliki pekerja sebanyak 1.000 orang dan diasumsikan menerima upah bulan sesuai UMK 2021.

Tips Aman Periksa ke Dokter Gigi Saat Pandemi, Tak Usah Takut!

Hal itu berarti uang senilai Rp1,827 miliar hanya dari pekerja akan beredar di Wonogiri. “Diharapkan investor lain juga mengikuti jejak PT BIG berinvestasi di Wonogiri,” imbuh Ristanti.

Namun, rendahnya UMK di Wonogiri tak berbanding lurus dengan kondisi investasi 2019. Kepala Bappeda Litbang Wonogiri, Heru Utomo, mengatakan stabilitas ekonomi menjadi satu dari tiga sektor yang lemah di Wonogiri.

Lemahnya sektor tersebut dipengaruhi investasi yang kecil. Alhasil, indeks daya saing sektor stabilitas ekonomi rendah. Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional atau Kemenristik/BRIN memberi nilai indeks daya saing sektor stabilitas ekonomi Wonogiri sebesar 2,71 dari nilai maksimal 5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya