SOLOPOS.COM - Warga Pamekasan melaksanakan Salat Istisqa. (detik.com)

Solopos.com, PAMEKASAN -- Hujan yang belum juga mengguyur wilayah Jawa Timur membuat Gubernur Khofifah Indarparawansa kerap meminta masyarakat untuk melaksanakan Salat Istisqa di sejumlah kesempatan. Salat Istisqa adalah salat untuk meminta hujan, dilaksanakan di lapangan dan secara berjamaah.

Sejumlah kelompok masyarakat ada yang sudah melaksanakan salat sunah tersebut. Salah satunya adalah Aliansi Ulama Madura (Auma). Mereka bersama masyarakat melaksanakan Salat Istisqa di sawah yang kering di pinggir jalan trans Pamekasan-Sampang di Desa Lenteng, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Kamis (7/11/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Auma, K.H. Ali Krarrar Sinhaji, yang memimpin salat menyampaikan Salat Istisqa harus didirikan berkali-kali hingga guyuran hujan benar-benar merata di seantero negeri.  Selain itu ia juga mengajak warga menganjurkan ampunan kepada Alllah SWT.

Salat Istisqa yang dilaksanakan pada pukul 06.15 WIB itu menarik perhatian pengguna jalan trans Pamekasan-Sampang, lantaran dilaksanakan di sisi utara bahu jalan.

"Kekeringan sebagai dampak dari tidak turunnya hujan yang dirasakan saat ini, wajib disikapi dengan memperbanyak bacaan istigfar. Memohon ampunan kepada Allah atas semua kesalahan dan dosa yang telah kita perbuat," seru Kiai Karrar yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Misdat, Dusun Panyepen, Desa Lenteng, Kecamatan Proppo, Pamekasan itu, seperti dilansir detik.com.

Kiai Karrar yang aktif dalam komunitas kiai dan para pengasuh pondok pesantren di Madura itu, memandang, Salat Istisqa perlu dilaksanakan merata di sebuah wilayah. Tidak cukup sekali dua kali, namun lebih afdal jika digelar secara bergiliran di setiap desa.

"Salat Istisqa adalah salat minta hujan. Karenanya perlu didirikan oleh semua warga perdesaan yang wilayahnya terdampak kekeringan kritis hingga sumur tak lagi berair," katanya.

Di Pamekasan, Salat Istisqa telah digelar di beberapa wilayah. Seperti di Lapangan Garuda, Kecamatan Palengaan dan di Halaman Kantor Bakorwil IV Pamekasan. Hujan sempat mengguyur Pamekasan pada pekan lalu. Namun, sifatnya temporer dan tak cukup deras.

Kordinator TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pamekasan, Budi Cahyono, masih harus menyalurkan air bersih ke beberapa desa yang kekeringan. "Hujan sempat mengguyur Kabupaten Pamekasan. Namun sifatnya temporer dan tak cukup deras seperti yang terjadi Jumat pekan lalu," kata Budi.

Di Kabupaten Pamekasan, tercatat 330 dusun terdampak kekeringan kritis. Sejak awal September lalu, ratusan dusun itu mendapatkan bantuan air bersih gratis. Anggaran dropping air gratis datang dari APBD Pamekasan dan bantuan Gubernur Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya