SOLOPOS.COM - Warga dari kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, menggelar simulasi evakuasi, Jumat (3/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN—Warga di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, secara swadaya menggelar simulasi evakuasi. Simulasi itu mereka lakukan untuk mengukur kecepatan dan kemampuan melakukan evakuasi mandiri terlebih saat ini kondisi ruas jalur evakuasi rusak parah.

Simulasi digelar pada Jumat (3/12/2021). Kegiatan diikuti warga satu RT di wilayah Dukuh Mbangan. Simulasi yang dilakukan meliputi respons warga ketika ada tanda untuk berkumpul dan bersiap evakuasi hingga kecepatan warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu warga Dukuh Mbangan, Sukiman, mengatakan simulasi dilakukan secara mandiri oleh warga. Simulasi itu dilakukan untuk melatih kesiapsiagaan warga terhadap ancaman erupsi Gunung Merapi yang saat ini bertahan pada level siaga.

Baca Juga: Semeru Meletus, BPBD Klaten Siaga Antisipasi Bahaya Erupsi Merapi

Selain itu, simulasi itu dilakukan agar warga mengetahui kecepatan dan lama waktu mereka ketika harus mengungsi. Simulasi itu dibutuhkan warga untuk memperbarui kemampuan mereka melakukan evakuasi mandiri menyusul rusaknya jalur evakuasi utama. Alasannya, mereka tinggal di wilayah yang berjarak sekitar 4,5 km dari puncak Merapi.

Pada simulasi itu, warga menggunakan kentungan sebagai sinyal memanggil warga berkumpul ke tempat yang sudah ditentukan. Kemudian mereka mengukur waktu yang dibutuhkan warga untuk menaiki truk, mobil, maupun sepeda motor sebagai kendaraan yang mereka siapkan ketika proses evakuasi.

“Kemarin diukur kecepatan mereka datang butuh waktu berapa dan kecepatan mereka naik kendaraan butuh berapa lama. Kemarin ditemukan waktu untuk warga berkumpul itu sekitar lima menit. Tetapi untuk naik ke truk butuh waktu tujuh menit, naik sepeda motor dua menit, dan naik mobil lima menit. Itu sebagai ukuran kemudian nanti disatukan dengan proses evakuasi dari kampung melewati jalan rusak ke tempat pengungsian sementara,” kata Sukiman, Minggu (5/12/2021).

Baca Juga: Tol Solo-Jogja Jamin Tak Ganggu Jalan Kabupaten dan Saluran Irigasi

Hanya, warga belum menyimulasikan proses evakuasi warga dari kampung ke tempat pengungsian sementara. Mereka masih mempertimbangkan keselamatan warga.

“Ketika kami simulasikan melewati jalur evakuasi, truk kami coba dalam keadaan kosongan [tidak ada penumpang]. Takutnya nanti justru kecelakaan di jalan. Kemarin sudah dicoba ketika truk dan mobil berpapasan di jalan evakuasi yang rusak itu seperti apa dan di jalan kampung itu seperti apa. Ternyata repot semua,” kata Sukiman yang juga Koordinator Radio Lintas Merapi itu.

Evaluasi bakal terus dilakukan warga bersama sukarelawan. Seperti mengukur jarak warga yang bisa mendengar suara kentungan sebagai tanda untuk berkumpul.

Baca Juga: Selalu Gembira, Resep Mbah Gandung Tetap Sehat di Usia Senja

Warga dan sukarelawan kini masih mencari formula agar proses evakuasi mereka tetap aman dari kampung ke tempat evakuasi sementara menyusul rusaknya jalur evakuasi utama di desa setempat. “Intinya ini memang tidak kami lakukan rutin. Ini kami lakukan menyesuaikan kebutuhan kami,” kata dia.

Sukiman mengatakan ada tiga dukuh yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III. Ketiga dukuh itu yakni Deles, Mbangan, dan Petung Lor. Warga secara rutin mendata kondisi warga. Saat ini, jumlah total warga di ketiga dukuh ada 122 keluarga dengan total 364 jiwa.

Saat ini ada lima ibu hamil, 33 balita, 47 lansia, serta delapan orang berkebutuhan khusus yang tinggal di ketiga dukuh. Selain itu, warga juga sudah memetakan jumlah tenak hingga kendaraan yang ada di desa setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya