SOLOPOS.COM - Penandatanganan pernyataan komitmen dukungan pusat unggulan batik dan tenun oleh UKSW, UNNES, UNS, dan Binus dengan dengan 10 Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). (Istimewa/Humas UKSW)

Solopos.com, SALATIGA–Setelah sukses menggelar Spotlight Celebrating Diversity Fashion Parade di Great Hall Pos Bloc, Jakarta Pusat awal Desember lalu, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mengadakan launching Batik-Tenun Creative Innovation HUB (BaTeCH) Pusat Unggulan Inovasi Batik dan Tenun Indonesia, Kamis (15/12/2022).

Ketua Program Matching Fund Kedaireka UKSW Arianti Ina Restiani Hunga menyatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan selebrasi bagi peneliti dan praktisi batik dan tenun yang telah menjadi mitra selama 2 tahun ini.

Program ini lahir sebagai solusi dari permasalahan pengrajin batik yang terdampak pandemi covid-19 atas kerja sama empat universitas yaitu UKSW, Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan 10 Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI); sehingga total ada 14 lembaga yang turut mendukung kegiatan ini.

“Saat ini, terdapat 170 DUDI batik dan tenun di delapan cluster di Jawa dan satu cluster di Sumba dengan Jawa Tengah sebagai pusat kantong lahirnya batik dan tenun. BaTeCH dilahirkan sebagai pusat unggulan batik untuk menyerap tenaga kerja dan budaya kain wastra dapat diwariskan kepada generasi milenial sehingga berdaya cipta bersama,” terang dosen yang merupakan salah satu pendiri Sekolah Tenun Berbasis Masyarakat Kabupaten Sumba Timur ini.

Baca Juga: UKSW Salatiga Gelar Dua Diseminasi Riset Matching Fund Kedaireka

Dia menjelaskan kelanjutan kegiatan ini adalah dengan mengadakan riset dalam mengembangkan inovasi batik dan tenan, memasukkan kurikulum pembelajaran untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi (PT), serta melakukan pelatihan, fashion show dan publikasi.

Rektor UKSW Intiyas Utami mengungkapkan UKSW menyambut baik dan berkomitmen demi keberlanjutan program ini.

Riset yang dihasilkan salah satu dosen UKSW ini menghasilkan karya yang tidak hanya berupa output, namun juga outcome sebagai pemecah masalah yang dialami masyarakat khususnya pengrajin batik dan tenun serta menambah ekonomi masyarakat.

“UKSW berkomitmen untuk dapat mengembangkan dosen dan mahasiswa untuk melakukan hal-hal yang sifatnya kreatif dan memberi dampak sesuai dengan visi Entrepreneurship Research University. Nantinya, UKSW berencana mengadakan expo batik dan tenun serta Salatiga Fashion Week di UKSW pada bulan Januari 2023 mendatang,” imbuh Rektor perempuan pertama UKSW ini.

Baca Juga: FEB UKSW Salatiga Segera Buka Program Studi S3 Ilmu Akuntansi

Dia menambahkan UKSW siap satu hati berkolaborasi dengan DUDI dan pemerintah untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi industri kreatif.

Fakultas-fakultas di UKSW juga siap melakukan riset dan pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan pendidikan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno, mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus didukung.

Salah satu contoh yang disampaikan adalah dengan menggunakan produksi batik dan tenun UMKM.

Baca Juga: Dies Natalis FKIK UKSW, Rektor: Kolaborasi dan Semangat Satu Hati

Senada, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam, mengungkapkan bahwa launching hasil Kedaireka 2022 yang mengembangkan batik dan tenun kreatif dan terintegrasi berkelanjutan ini turut mengokohkan karya masyarakat dan industri kreatif yang dapat masuk ke pasar ekspor dan meningkatkan masyarakat serta mewarnai pembangunan yang berkelanjutan.

Selain acara launching, diadakan pula seminar bertajuk Batik-Tenun Ecofashion from Sustainable Fashion and Circular Economy Best Practice Matching Fund Kedaireka 2022.

Dalam acara launching ini, dilakukan pula pernyataan komitmen dukungan dari UKSW, Unnes, UNS dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah dilanjutkan dengan penandatanganan MoU Pusat Unggulan Inovasi Batik dan Tenun Indonesia.

Launching BaTeCH ini turut dihadiri Agus Suryono, dari Asosiasi Klaster se-Indonesia (AKsI), Ratih Dinawati dari Indonesia Fashion Chambers (IFC) Chapter Semarang, Lanny Santoso dari Dream Studio, Emy Susanti, M.A., dari Asosiasi Pusat Studi Wanita atau Gender dan Anak se-Indonesia, Santoso Tri Hananto, dari UNS serta perwakilan dari Unnes.

Rekomendasi
Berita Lainnya