SOLOPOS.COM - Seorang tahanan anak, yang juga siswa SMA swasta di Jogja berinsial Pal,17, mengikuti ujian nasional di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B, Wonosari. Senin (10/4/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Ujian Nasional 2017 diikuti siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harianjogja.com, BANTUL–Tiga siswa berkebutuhan khusus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) di SMAN 1 Sewon.

Ketua panitia UNBK SMAN 1 Sewon, Suwarsono mengatakan pihak sekolah memang sudah memberitahukan kepada Balai Pendidikan Menengah tingkat Kabupaten tentang adanya tiga siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian.

Sehingga, soal maupun prosedur pelaksanaan ujian telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka sebagai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Prosedur pelaksanaan juga berbeda misalnya diberlakukan pada ABK autisme. Siswa tetap masuk ruangan UNBK bersama dengan siswa lainnya namun dapat keluar dari ruangan lebih awal. “Hari kemarin dia keluar setelah 1,5 jam dan itu dimungkinkan,” ujar Suwarsono.

Sedangkan untuk ABK tuna rungu, disediakan guru pendamping khusus yang siap membantu jika siswa memerlukan. Namun guru pendamping tersebut tetap menunggu di luar ruangan.

“Jika mengalami kesulitan, baru guru masuk untuk membantu karena di dalam hanya boleh ada satu pengawas, satu proktor, dan satu teknisi,” ujar dia.

Pun dengan ujian listening di mata pelajaran Bahasa Inggris yang akan berlangsung besok, ABK tuna runggu akan mendapat soal yang berbentuk teks.

Sedangkan untuk ABK low vision, disediakan ruangan khusus di SMAN 1 Sewon yaitu ruang multimedia dan memakai prosedur UNKP. Siswa didampingi satu pengawas dan satu pendamping yang akan bergantian membacakan pertanyaan dan membantu siswa untuk menuliskan jawabannya. Namun menurut Suwarsono tidak ada soal gambar yang diubah menjadi teks.

“Jadi bagaimana cara pendampingnya bisa menjelaskan gambar tersebut ke siswa,” kata dia.

Ditemui selepas melaksanakan ujian, ABK low vision Qonitatul Hidayati mengatakan selama ini pihak sekolah maupun siswa lainnya sangat membantu dalam proses pembelajaran.

Tetapi untuk mata pelajaran matematika yang diujikan hari ini, ia mengalami kendala karena soal angka harus dipahaminya lewat kata-kata. “Agak kesusahan dalam pemahaman,” kata dia.

Kabupaten Bantul sendiri memiliki beberapa sekolah inklusi, yaitu sekolah reguler yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Seperti SD Tirto Hargo (Kretek), SD Panggang (Bambanglipuro), SMP Muhammadiyah Pundong, SMP Negeri 2 Sewon, SMK Muhammadiyah 1 Bantul, SMA Negeri 1 Sewon, dan SMK Negeri 2 Kasihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya