Solo (Espos)–Pengelola Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIPB) Universitas Indonesia (UI) membatah tudingan Komite Museum Radya Pustaka tentang indikasi pembelian sebanyak 29 naskah kuno dari Museum Radya Pustaka oleh KRT Hardjonagoro pada tahun 1977 silam.

PromosiJalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengelola perpustakaan yang juga staf pengajar Studi Jawa FIPB UI, Amyrna Liandra saat dihubungi Espos, Senin (25/5), mengungkapkan, di dalam daftar katalogus naskah dan buku kuno di FIPB UI tidak pernah ada 29 naskah kuno dari Museum Radya Pustaka Solo melalui KRT Hardjonagoro.

Ekspedisi Mudik 2024

Naskah-naskah kuno koleksi FIPB UI, menurut dia, berasal dari koleksi warga negara Belanda Piguod. Dia menerangkan, mungkin ada sejumlah naskah atau buku yang judulnya sama, karena hasil salinan dari pengarang atau penulis lain.

“Namun bukan berarti naskah atau buku kuno yang memiliki kesamaan judul itu berasal dari Museum Radya Pustaka. Kami tidak pernah melakukan transaksi pembelian dengan KRT Hardjonagoro. Koleksi-koleksi yang kami miliki berasal dari hibah para tokoh atau penitipan dari sejumlah tokoh, seperti dari R Ranaya dan Caltex Pasific. Kami baru melakukan pembelian naskah atau buku itu sekitar tahun 2000-an,” tegasnya.

Amyrna menyebut jumlah koleksi naskah carik di FIPB UI mencapai 1.000 naskah lebih. Sedangkan untuk koleksi buku-buku lama, lanjutnya, jumlahnya mencapai 2.000-an buku.

Sementara itu, Wakil Ketua Komite Radya Pustaka Solo, Sanjoto saat ditemui Espos, Senin, mengaku, tidak mengetahui detail daftar pustaka 29 naskah kuno yang terindikasi dijual ke UI. Jika mereka meminta bukti, Sanjoto menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan berita acara yang dimaksud melalui faksimil.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Rekomendasi