SOLOPOS.COM - Penggorengan keripik jamur melalui pengawasan langsung Dhini. (Alvari Kunto)

Solopos.com, KARANGANYAR—Hantaman pandemi Covid-19 menjadi momen unit usaha kecil dan mikro (UMKM) berubah. Tak terkecuali UMKM yang berada di kawasan Wisata Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Beragam upaya mereka lakukan untuk dari awalnya yang sekadar bertahan dan kini mengarah ke upaya bangkit di awal 2022.

UMKM di Kemuning mayoritas adalah UMKM bergerak di bidang kuliner. Kawasan wisata kebun teh Kemuning dan Tawangmangu menjadi ladang mereka untuk mengais rupiah. Namun saat pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga level 3 membuat mereka kolaps.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Pemilik Alz Snack Kemuning, Dhini Pebrianto, 40, mengatakan saat puncak pandemi itulah imbasnya sangat mengena di bidang usahanya. Tutupnya objek wisata dan pusat oleh-oleh membuat bisnisnya hampir terhenti. Aneka penganan basah dan kering produksi Alz pun harus dikurangi produksinya karena sepi pembeli.

Baca Juga : Witpari Gagas Bantuan Etalase Produk UMKM Karanganyar

“Kami saat itu hanya fokus untuk mempertahankan diri dan mencari cara baru menyalurkan produk Alz ini,” ujar Dhini ditemui di rumah produksinya di jalan raya Kemuning-Ngargoyoso, Tanen 002/012, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Kamis (30/12/2021).

Mental wirausaha anggota Wirausaha Tangguh Bumi Intanpari (Witpari) ini pun seolah diuji. Tak mau menyerah Dhini dan rekan-rekan cluster UMKM di Kemuning mencari jalan keluar. Salah satu yang mereka gencarkan adalah promo dan penjualan secara online dengan nama akun Toko Alz Snack .

Upaya itu pun tidak bisa secara mudah mereka raih dan butuh penyesuaian. Dhini pun memprioritaskan camilan basah semacam sosis solo, onde-onde, tahu bakso, bola-bola ubi, getuk untuk dijual dengan sistem pre order. Sedangkan snack kering berupa keripik jamur tiram, keripik jamur kuping, keripik pare masuk ke penjualan online.

Varian produk penganan kering Alz Snack Kemuning. (Alvari Kunto)
Varian produk penganan kering Alz Snack Kemuning. (Alvari Kunto)

Beruntung Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mewajibkan semua toko modern berjejaring di Bumi Intanpari memasukkan produk UMKM lokal. Melalui kurasi toko modern berjejaring yang difasilitasi Dinas Perdagangan Tenaga Kerja dan Koperasi (Disdagnakerkop) UKM Karanganyar, Alz Snack pun memasukkan produknya.

Saat produknya masuk ke toko modern berjejaring bukan berarti Dhini bisa berpangku tangan. Dhini juga mengamati pergerakan penjualan produknya. Hasil evaluasi itu kemudian menjadi bahan Alz Snack mengubah bentuk kemasan. “Awalnya kami full pack alumunium foil. Namun rupanya konsumen lebih suka produk yang lebih terlihat karena itu kemasan kami rancang lebih terbuka agar konsumen bisa melihat produk kami,” paparnya.

Protokol Kesehatan

Dalam proses produksinya, Alz Snack mengedepankan kesehatan dan keselamatan kerja. Terlebih dimasa pandemi Covid-19, konsumen lebih berhati-hati memilih produk yang dikonsumsi. Hal ini jadi perhatian Alz Snack dengan mengedepankan protokol kesehatan mulai dari penerimaan bahan baku hingga proses produksi dan pengemasan produk. Dhini selaku koki pun memakai peralatan standar berupa celemek, hair cap, sarung tangan plastik saat produksi. Peralatan kerja pun tak luput dari perhatiannya untuk rutin dibersihkan.

Dhini dan isrtinya Dwi mewajibkan pembersihan peralatan memasak dan dapur setiap kali  berproduksi. Mereka juga membersihkan lantai dapur dengan cairan pembersih secara total minimal 1 bulan sekali. Semua peralatan masak pun dicuci ulang dan dibersihkan secara detail lantas dijemur.

“Industri makanan seperti Alz Snack ini musuhnya adalah serangga hingga hewan pengerat, kami sangat memperhatikan itu. Karena itu pula kebersihan dapur dan peralatan selalu kami jaga dari sebelum produksi hingga pascaproduksi,” ujar pria yang awalnya bergelut di bidang ekpedisi ini.

Proses penggorengan keripik jamur tiram di Alz Snack Kemuning. (Alvari Kunto)
Proses penggorengan keripik jamur tiram di Alz Snack Kemuning. (Alvari Kunto)

Dalam sekali produksi kini Alz Snack membutuhkan 50 kilogram jamur basah yang harus diolah dalam waktu 12 jam. Suplai jamur tiram, jamur kuping, pare dan bahan lainnya, Alz memanfaatkan petani lokal sebagai pemasok. Kerja sama inilah yang membuat Alz mudah mendapatkan suplai bahan baku dengan tingkat kesegaran tinggi.

Dhini pun kerap memberikan pelatihan bagaimana mengolah jamur dan ubi yang melimpah menjadi produk-produk turunan yang lebih bernilai ekonomis tinggi. “Awalnya banyak dari pelaku UMKM yang enggan berbagi ilmu, namun saat pandemi kami harus bersatu untuk bangkit. Itu yang membuat kami di Witpari justru mendorong sesama UMKM memberikan ilmunya dan bersama bangkit,” ujar Dhini.

Di pengujung 2021, Alz Snack bersama anggota Witpari lainnya di Kemuning seperti industri minuman kesehatan tradisional Berkah Mandiri dan O’tela Snack terus menggencarkan penjualan. Mereka juga berusaha membeli dan membuat mesin produksi tepat guna sendiri.

Dhini memperlihatkan proses produksi keripik jamur Alz Snack Kemuning. (Alvari Kunto)
Dhini memperlihatkan proses produksi keripik jamur Alz Snack Kemuning. (Alvari Kunto)

Pemilihan pembuatan mesin sendiri ini lanjut Dhini adalah berdasarkan spesifikasi kebutuhan masing-masing UMKM. Kalau bantuan biasanya bentuk mesinnya adalah selalu di-generate misalnya alat spinner atau mesin putar pemisah minyak goreng.

“Kalau bantuannya berupa spinner, kami semua bisa memanfaatkan. Namun untuk mesin-mesin pemotong, pengayak, dan packing masing-masing UMKM punya spesifikasi tersendiri. Karena itu kami memilih memproduksi sendiri mesin itu karena pasti sesuai kebutuhan kami.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya