SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan sambutan saat acara penutupan Porseni NU Tingkat Nasional 2023 di Solo, Sabtu (21/1/2023). (Solopos.com/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO— Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memuji komitmen Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kapolri mengatakan itu saat menutup Pekan Olahraga dan Seni Nahdlatul Ulama Tingkat Nasional 2023 (Porseni NU 2023) di Sritex Arena Solo pada Sabtu (21/1/2023).

Kapolri menyambut positif Porseni NU yang sangat berguna untuk mengembangkan bakat para santri, pelajar, dan mahasiswa NU seluruh Indonesia.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Kapolri mengungkapkan Porseni NU yang diikuti perwakilan 34 provinsi ini sangat bermanfaat untuk silaturahmi dan persatuan antara nahdliyin di seluruh Tanah Air. Menurutnya, Porseni NU kali pertama ini bukan persoalan masalah menang dan kalah, tapi silaturahmi dan menjaga ukhuwah.

Listyo menilai upaya menjaga kekompakan dan persatuan di antara nahdliyin sangat penting. Sebab NU merupakan garda depan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Peran vital NU sangat dibutuhkan jika negara mengalami gangguan yang mengancam persatuan Tanah Air. “Soal yang namanya menjaga NKRI, maka kader NU, nahdliyin menjadi garda terdepan,” kata dia.

Jenderal polisi bintang empat itu menyebut TNI-Polri selama ini melaksanakan tugas menjaga NKRI karena memang sudah tugasnya. Namun, berbeda dengan NU yang terus menjaga kesatuan NKRI dengan sukarela.

Bahkan, komitmen NU itu sudah dibuktikan jauh sebelum Indonesia merdeka dengan slogan Hubbul Wathon Minal Iman yang artinya cinta tanah air bagian dari iman. “Artinya komitmen seluruh nahdliyin tidak perlu diragukan lagi dan ke depan harus terus kita jaga,” kata dia.

Apalagi, Kapolri mengingatkan bahwa sebentar lagi Indonesia akan kembali memasuki tahun politik. Menjelang pemilu, situasi perpecahan menjadi rentan karena masalah beda pilihan.

Listyo pun mengingatkan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar namun jangan sampai melakukan hal yang bisa memecah belah. “Perbedaan pendapat biasa, yang tidak boleh, perbedaan pendapat dimunculkan dengan provokasi, hoaks, ancaman kekerasan, yang berisiko pecahnya persatuan NKRI,” kata Listyo.

Selain menutup acara, Kapolri juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya