SOLOPOS.COM - Maestro tari asal Jakarta Retno Maruti menampilkan Tari Sekar Puri saat Gelar Pentas Maestro Tari Indonesia pada Festival Payung Indonesia 2017 di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (17/9/2017) malam. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Sejumlah maestro tari NUsantara tampil di hari terakhir Festival Payung Indonesia 2017.

Solopos.com, SOLO–Festival Payung Indonesia (FPI) 2017 ditutup dengan pentas bersejarah, Minggu (17/9/2017) malam. Lima maestro tari Nusantara; Rusini,69 (Solo), Ayu Bulantrisna Djelantik,70 (Bali), Retno Maruti,70 (Jakarta), Munasiah Daeng Jinne, 76 (Makassar), Dariah,89, dan Didik Nini Thowok, 62(Jogja), berbagi panggung. Di antara kemegahan Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran, gemulai tari mereka menunjukkan konsistensi yang tak pernah mati.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rusini membuka pentas dengan tarian yang diciptakan sendiri berjudul Roncen. Keindahan permainan anak-anak pada era 50-an tergambar dari gerak tubuhnya. Mengenakan kebaya panjang warna hitam, ia mempercantik penampilannya dengan selendang merah muda. Pencipta karya besar seperti Ronggolawe Gugur, Harya Penangsang Gugur, dan Tanding Parangkusuma ini berhasil menampilkan karya menakjubkan selama seperempat jam.

Selesai dengan tari yang penuh dengan kelembutan, Ayu dari Bali menyemarakkan suasana dengan musik ramai mengiringi Joget Pingitan. Gerak sakral yang biasanya ditujukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kesuburan tanah ini ditampilkan dengan penuh kegembiraan.

Tak sekadar pentas, Munasiah asal Makassar yang tampil di nomor keempat menunggu-nunggu malam istimewa tersebut. Ketika memulai tari Pakkarene Pajoge, ia seperti bernostalgia di era 50-an. Saat itu sebagai penari Presiden Sukarno, ia masih sering diajak keliling Nusantara, salah satunya di Pura Mangkunegaran.

“Saya masih ingat dulu terakhir pentas di Mangkunegaran sekitar tahun 50-an. Ini seperti nostalgia. Saya mengulang kembali sejarah perjalanan kepenarian saya saat masih menemani presiden dulu,” kata nenek dengan 53 cucu yang masih aktif menari tersebut.

Penuh kehati-hatian, peraih penghargaan presiden pada 2012 ini khusyuk menari selama hampir 20 menit. Tarian yang menceritakan tentang bidadari turun dari kahyangan dipentaskan tunggal dengan live music Makassar. Senada dengan tema acara, Munasiah juga membawa payung emas Teddung Mpulaweng asli dari Kerajaan Luwuk.

Generasi Terakhir

Semangat Munasiah mengulang kembali sejarah kepenariannya juga dirasakan generasi terakhir lengger lanang dari Banyumas, Dariah. Tarian Lengger Lanang yang telah membesarkan namanya dipentaskan dengan durasi lebih pendek. Sempat terlihat bingung, penari bernama asli Saddam ini spontan memulai gerak Lengger Lanang saat mendengar pukulan kendang. Tariannya berlanjut mengikuti iringan calung yang fipentaskan langsung oleh para pemusik.

Dariah yang telah menasbihkan dirinya sebagai perempuan Lengger ini memang sudah tak segesit dulu. Bahkan saat diwawancara seusai pentas ia agak sulit diajak komunikasi kecuali dengan suara keras. Namun, menurut cucu yang malam itu ikut mendampingi, Nur Kholifah, ia selalu siap sedia kalau diajak pentas. Setelah Solo, ia dijadwalkan mengisi pergelaran seni memperingati Bulan Sura di Banyumas.

“Simbah sudah lama menari Lengger. Saking lamanya beliau bahkan hafal gerakan Lengger Lanang tanpa harus latihan-latihan. Suara calung itu seolah pertanda dia harus menari. Kalau ada musik otomatis Simbah menari,” kata dia.

Selesai mempersembahkan tarian, mereka dianugdrahi penghargaan sebagai maestro tari oleh FPI 2017 bersamaan dengan para pengrajin payung.

Salah satu penonton, Oneng, 23, tak begitu tahu soal sejarah kepenarian para maestro tersebut. Namun, ia merasakan konsistensi mereka dalam berkarya sangat terasa saat pentas. “Gerakannya itu kelihatan kalau mereka telah mengalami proses yang panjang. Sudah tua tetapi semangatnya benar-benar terasa selalu muda,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya