SOLOPOS.COM - Bappeda Kota Salatiga memberi penghargaan kepada dosen dan mahasiswa Fiskom UKSW sebagai apresiasi atas kontribusi dalam upaya pencegahanan stunting.

Solopos.com, SALATIGA  Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Salatiga memberi penghargaan kepada dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Selasa (24/01/2023). Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kontribusi dalam upaya pencegahanan stunting.

Dalam pertemuan di Ruang Rapat Fiskom, Kepala Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat, Bappeda Salatiga, Armita Devi Latifardani, S.E., mengapresiasi kontribusi dosen dan mahasiswa Fiskom UKSW terkait penyusunan Policy Brief Pencegahan Stunting di tujuh kelurahan di Kota Salatiga. “Kerja sama Bappeda dan Fiskom kali ini melalui Mata Kuliah Advokasi, Mediasi, dan Negosiasi pada Semester Ganjil Tahun 2022/2023 kemarin. Dari mata kuliah tersebut kami sangat banyak dibantu untuk memotret kondisi masyarakat khususnya terkait kasus stunting di tujuh kelurahan,” imbuhnya dalam laporan yang diterima Solopos.com, Kamis (26/1/2023).

Kolaborasi dalam pencegahan kasus stunting di kota Salatiga, dijelaskan Armita, bukan kali pertama digelar Bappeda bersama Fiskom UKSW Salatiga. Namun, kolaborasi kali ini cukup berbeda karena bisa menghasilkan Policy Brief Pencegahan Stunting.

Menurutnya, sinergi yang terbangun diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan kasus stunting sekaligus sebagai bentuk upaya membangun Kota Salatiga. “Kami berharap dengan keterlibatan mahasiswa dalam proyek pencegahan stunting di tujuh kelurahan tersebut dapat membuat mereka semakin sadar bahayanya. Ke depan, mereka juga dapat menjadi agen perubahan upaya pencegahan stunting,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fiskom UKSW Salatiga sekaligus pengampu Mata Kuliah Advokasi, Mediasi, dan Negosiasi, Drs. Daru Purnomo, M.Si., menyebut kolaborasi ini dirancang sebagai bentuk kontribusi Fiskom dalam percepatan penurunan angka stunting. Oleh sebab itu, melalui mata kuliah yang didukung dengan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Daru Purnomo mengajak mahasiswa untuk memberikan kontribusi nyata.

“Kami menerjunkan 43 mahasiswa di bawah arahan Bappeda ke tujuh kelurahan yakni Randuacir, Tingkir Lor, Blotongan, Kauman Kidul, Kumpulrejo, Noborejo, dan Kecandran untuk melihat lebih dekat kasus stunting yang terjadi selama satu semester. Dari situ dihasilkan policy brief yang kemudian pada saat diseminasi disaksikan oleh pihak kelurahan. Harapannya hal tersebut dapat menjadi salah satu pedoman penurunan angka stunting sesuai dengan arahan Pj Walikota Salatiga  pada 2024 mencapai nol persen,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, masing-masing kelompok juga ditantang oleh Bappeda Salatiga membuat video pencegahan stunting. Dari tujuh kelompok telah terpilih tiga kelompok dengan video terbaik.

“Kami sangat mengapresiasi penghargaan yang diberikan sebagai bentuk pengakuan bahwa apa yang dilakukan oleh rekan mahasiswa bukan semata melengkapi tugas kuliah tapi hasilnya dapat berguna bagi masyarakat. Kami akan terus berupaya memberikan dukungan dalam pembangunan kota Salatiga,” imbuhnya.

Ditemui usai acara, Rr. Sri Rejeki Anggraeni Kartodinoto, salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini merasa sangat bersyukur karena banyak manfaat yang diperoleh. Salah satunya disebutkan oleh mahasiswi Program Studi Sosiologi Angkatan 2020 ini jika dirinya kini menjadi tahu sejumlah cara mencegah stunting.

“Seperti dalam video pencegahan yang saya susun bersama rekan satu tim, kami fokus dengan pencegahan sejak usia remaja. Akan lebih baik jika generasi muda sudah paham bahaya stunting dan mempersiapkan rencana pernikahan dengan matang,” ujar gadis yang akrab disapa Anggi ini.

Rekomendasi
Berita Lainnya