SOLOPOS.COM - Menpora Imam Nahrawi (kanan) didampingi Staf Presiden Bidang Komunikasi Teten Masduki (kiri) memaparkan hasil pertemuan dengan Presiden Joko Widodo terkait kisruh PSSI di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/6). Menpora akan tetap mengadakan kompetisi sepakbola yaitu Piala Presiden serta Piala Kemerdekaan yang berhadiah total Rp10 miliar. JIBI/Antara/Yudhi Mahatma

Turnamen Tim Transisi dengan nama Piala Presiden yang akan digelar sebagai pengganti kompetisi liga sepakbola di Indonesia, tak akan diikuti klub Indonesia Super League (ISL).

Solopos.com JAKARTA– Klub-klub Indonesia Super League (ISL) memberi sinyal menolak turnamen Piala Presiden 2015 yang digelar Tim Transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemenpora dikabarkan telah mengirimkan undangan kepada 18 klub ISL untuk mengikuti turnamen pramusim tersebut. Namun, belum ada satu pun klub yang secara resmi mengirimkan surat balasan.

Bos Persela, Debby Kurniawan, mengklaim mayoritas kontestan ISL enggan mengikuti kompetisi yang diselenggarakan Tim Transisi dengan menggandeng promotor Mahaka Sports itu. “”Kami dan klub-klub ISL lain memang sudah memutuskan tak ikut,” kata dia, seperti dilansir bola.net, Jumat (12/6/2015).

Persela khawatir bakal terkena dampak negatif jika keluar dari koridor PSSI, AFC, dan FIFA dengan mengikuti Piala Presiden. Debby bahkan menampik ungkapan Tim Transisi yang mengaku telah memegang nama 10 klub ISL untuk menggulirkan turnamen tersebut.

Langkah serupa diambil Persipura Jayapura yang telah membubarkan tim karena gagal berlaga di Piala AFC 2015. Tim berjuluk Mutiara Hitam itu menolak mengikuti Piala Presiden meski telah menerima undangan resmi dari Kemenpora. Mereka tidak ingin terkena sanksi dari FIFA jika nekat berpartisipasi dalam kompetisi yang bukan diselenggarakan oleh PSSI.

“Apalagi Persipura sudah dibubarkan dan tidak mungkin ada lagi kompetisi yang dimainkan oleh tim. Kami hanya akan mengikuti kompetisi yang diakui oleh PSSI, FIFA dan AFC,” kata media officer Persipura, Bento Madubun, dilansir liputan6.com, Jumat.

Persebaya Surabaya juga tidak tertarik mengikuti Piala Presiden. Tim berjuluk Bajul Ijo itu telah menerima undangan dari Kemenpora, tapi mereka merasa tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan tim.

“Tim kan sudah bubar. Sedangkan event ini mulai 16 Juni. Bagaimana kita bisa mempersiapkan diri dengan waktu singkat?” kata sekretaris tim Persebaya, Rahmad Sumanjaya.

Gresik United bahkan menilai Piala Presiden sebagai turnamen yang digelar dengan konsep tidak jelas. Mereka juga mempertanyakan legalitas Mahaka Sports yang ditunjuk sebagai promotor.

“Kami tidak siap ikut. Semua di bawah naungan PSSI. Padahal organisasi sepakbola itu dibekukan oleh Menpora. Terus payung hukum Mahaka Sport ikut yang mana?” tutur sekretaris tim Gresik United, Hendri Febry.

Di sisi lain, Arema Cronus justru memberi sinyal positif terhadap rencana Kemenpora menggulirkan Piala Presiden. Tim berjuluk Singo Edan itu menilai turnamen yang dirancang Menpora, Imam Nahrawi, itu merupakan momentum untuk membangun kembali sepak bola Indonesia.

Atas pertimbangan itu, Arema membulatkan tekad untuk mengikuti Piala Presiden meski mempertanyakan keberadaan promotor kompetisi. “Arema mengambil ancang-ancang persiapan serius menghadapi turnamen tersebut setelah pertemuan internal manajemen dan pelatih. Piala Presiden murni diadakan promotor. Kalau ada pihak-pihak yang mengklaim itu turnamen milik A atau B silahkan. Tapi kami melihat ini sebagai turnamen Poros Tengah,” ungkap media officer Arema, Sudarmaji, dilansir metrotvnews.com, Jumat. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya