Solopos.com, SOLO – Sejarah menjadi bidang ilmu momok bagi sebagian orang, sebagian lagi menganggap ilmu tersebut membosankan. Namun, Solo Societeit mengubah konsep mengenali sejarah secara ringan dengan cara jalan-jalan dan memburu cerita.

Hal itu sebagaimana dilakukan bersama 25 peserta tur yang diajak Solo Societeit menjelajah kampung lokasi Keraton Solo. Sebagai informasi, Solo Societeit merupakan sekumpulan pegiat sejarah yang aktif membedah hal-hal sejarah di Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Konsep belajar sejarah secara ringan itu terbukti dari antusiasmenya 25 peserta yang ikut dalam kegiatan napak tilas ke bangunan bersejarah di Baluwarti, Solo alias kampung tempat Keraton Solo berdiri.

Baca Juga: Maknyos! Berongkos Cipto Gandung Klaten Hangat dan Bumbunya Meresap

Pagi itu peserta berkesempatan melihat dari dekat Gondorasan atau hunian abdi dalem yang bertugas menyiapkan kuliner dan sesaji Keraton, lumbung pangan lawas di timur gapura Brojonolo Kidul, Kori Magangan, Kampung Sekul Langgen yang menjadi hunian abdi dalem koki nasi langgi, hingga Dalem Ngabeyan, dalem pangeran sejak Paku Buwono X yang kini kondisinya memprihatinkan.

Pengalaman baru pagi itu membuat peserta semakin paham dan mencintai kota kelahirannya. Salah seorang peserta, Margaretha menyebut wisata sejarah lewat tur jalan kaki sarat edukasi sekaligus mengasyikkan.

Dia mengatakan pengetahuan sejarah penting bagi warga kota untuk mengenal lebih dekat tempat kelahirannya.

Baca Juga: Ada Katrol Unik di Sumur Masjid Dekat Prasasti Upit

Tak sedikit anak muda yang mengikuti tur ke kampung hunian keluarga keraton dan abdi dalem itu. Arninda Afifah Urfan, 25, salah satunya. Warga Pabelan, Kartasura, ini mengatakan tur ala Solo Societeit sangat membantunya menyelami sejarah tersembunyi di kawasan Baluwarti.

Bersama rekannya, Yassinta, Arnin rela jalan berpanas-panasan mengelilingi kawasan benteng Baluwarti dipandu guide dari Solo Societeit.

Arnin mengaku paling terkesan saat diajak mengunjungi Dalem Purwohamijayan. Peserta saat itu memang mendapat “durian runtuh” karena diizinkan pengelola untuk mengakses ruang privat seperti Gondok Krobongan serta fasilitas lain.

Baca Juga: Keturunan Pedagang Sebut Hik Bukan Akronim

Koordinator Riset Solo Societeit yang menjadi pemandu tur, Fauzi Ichwani, mengaku tak menyangka antusiasme warga mengikuti tur ke Kampung Baluwarti cukup tinggi. Hal itu karena Solo Societeit sempat absen menggelar tur lumayan lama karena pandemi Covid-19.

Menurut Fauzi, belakangan warga semakin tertarik menyimak wisata sejarah dengan konsep tur jalan kaki. Pesertanya pun dari beragam kalangan dan usia. Fauzi mengatakan Solo Societeit memang sengaja mengonsep sejarah dengan lebih ringan dan menarik lewat tur napak tilas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya