SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan kantor BMT Tetulung di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Kamis (7/7/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Puluhan nasabah mendatangi kantor BMT Tetulung di Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Klaten, Kamis (7/7/2022). Para nasabah menuntut pencairan dana mereka di BMT tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan nasabah itu berdatangan ke kantor BMT sejak Kamis pagi. Mereka mendatangi BMT lantaran sebelumnya dijanjikan dana dicairkan pada Kamis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, dana yang dijanjikan belum bisa dicairkan. Alasannya, aset milik pengelola yang ditawarkan untuk dijual hingga kini belum laku.

Salah satu nasabah, Sumianto, 74, mengatakan BMT tersebut dalam kondisi pailit. Dia mengaku sejak Lebaran lalu, dana simpanan miliknya senilai Rp56 juta di BMT tersebut tak bisa dicairkan.

“Sementara saya sekeluarga total ada empat orang nilainya hampir Rp100 juta. Saya membutuhkan uang itu segera cair untuk memenuhi kebutuhan hidup,” kata warga Kecamatan Wonosari itu.

Baca Juga: Spesial, Desa di Klaten ini Jadi Tuan Rumah Kongres Sampah II Jateng

Nasabah lainnya, Iwan, 32, mengatakan sejak Lebaran lalu tabungan milik nasabah tak bisa dicairkan. Dia menjelaskan BMT itu memiliki nasabah banyak dengan total nilai dana milik nasabah mencapai Rp4,5 miliar dalam bentuk tabungan maupun deposito.

Iwan mengaku sudah tiga kali ini dijanjikan dana nasabah dicairkan. Namun, hingga kini dana tak bisa cair.

Dia menjelaskan dari pertemuan dengan pengurus pada Kamis, nasabah meminta aset milik pengelola berupa pemancingan. Aset tersebut ditawarkan untuk dijual guna mengganti dana nasabah.

“Kami minta aset. Ada aset milik pengelola berupa pemancingan. Intinya aset itu dijual untuk mengganti dana nasabah,” Iwan.

Baca Juga: Beda dari Lainnya! Bugisan Klaten Bikin Paket Wisata Pengelolaan Sampah

Saat ditemui Solopos.com, pengelola tidak bersedia untuk diwawancarai. Dia mempersilakan konfirmasi terkait persoalan pencairan dana nasabah tersebut kepada timnya.

Perwakilan dari Lembaga Perlindungan Konsumen Repubik Indonesia (LPK-RI), Haris Nugroho, mengatakan kondisi BMT kolaps. Dia menjelaskan pengelola BMT sudah berusaha mengembalikan dana nasabah dengan menjual aset milik pengelola. Namun, hingga kini aset tersebut belum laku.

“Sehingga terjadi gagal bayar kepada yang menabung, baik itu tabungan biasa maupun tabungan deposito,” kata Haris.

Dari pertemuan itu ada kesepakatan jika pengelola BMT tetap akan mengembalikan duit nasabah setelah aset terjual.

Baca Juga: Telusuri Kredit Fiktif BKK di Klaten, Kejari Periksa 30 Saksi

“Pada pertemuan hari ini bersepakat pihak BMT ini mengembalikan duitnya setelah aset terjual. Ini menunggu satu pekan, keputusan untuk pengelolaan aset tersebut. Jadi dari pengelolaan aset itu ketika ada uangnya bisa dimasukkan rekening khusus untuk mengembalikan dana nasabah,” kata dia.

Haris menegaskan pengelola tetap bertanggung jawab mengembalikan seluruh dana nasabah. BMT itu memiliki sekitar 1.000 nasabah dengan nilai total aset nasabah sekitar Rp4 miliar.

Soal penyebab BMT itu kolaps, Haris menjelaskan selain dampak pandemi kondisi itu terjadi lantaran ada salah dalam pengelolaan BMT tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya