Rsjihsolo
Selasa, 24 Januari 2023 - 11:34 WIB

Tungkai Bengkak pada Ibu Hamil Belum Tentu Tanda Preeklamsia, Ini Penjelasannya

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pernah mendengar jika ibu hamil mengalami bengkak pada kaki, itu artinya mengalami preeklamsia?

Ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Namun tetap harus diperhatikan jika kondisi bengkak tersebut menyebar hampir ke seluruh tubuh.

Advertisement

Dokter spesialis Obsgyn Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Rustam Sunaryo, Sp.OG (K), dalam Health Talk RS JIH Solo dengan tema Mengenal dan Mengatasi Bahaya Hipertensi Pada Ibu Hamil menjelaskan mengenai tanda-tanda preeklamsia itu.

Menurutnya tanda preeklamsia yang pertama adalah masalah tensi darah. Preeklamsia dibagi dua, yakni ringan dan berat. Dikatakan preeklamsia ringan kalau tensi darahnya antara 140 mm Hg-90 mm Hg sampai kurang dari 160 mm Hg-110 mm Hg. Kalau tensi darah sudah mencapai 160 mm Hg-110 mm Hg sudah merupakan preeklamsia berat.

Advertisement

Menurutnya tanda preeklamsia yang pertama adalah masalah tensi darah. Preeklamsia dibagi dua, yakni ringan dan berat. Dikatakan preeklamsia ringan kalau tensi darahnya antara 140 mm Hg-90 mm Hg sampai kurang dari 160 mm Hg-110 mm Hg. Kalau tensi darah sudah mencapai 160 mm Hg-110 mm Hg sudah merupakan preeklamsia berat.

Tanda kedua adalah adanya protein di dalam air seni atau urine. Kondisi ini dapat diketahui dengan pemeriksaan khusus.

Sedangkan mengenai masalah tungkai yang bengkak, dr. Rustam mengatakan dulunya kondisi tersebut memang pernah dipakai sebagai syarat diagnosis preeklamsia.

Advertisement

Menurutnya jika bengkak pada tubuh yang meluas itu bisa menjadi tanda preeklamsia yang bertambah berat. Apalagi jika di paru-parunya juga tertimbun cairan.

Selain tanda-tanda klinis tersebut, juga ada tanda-tanda subjektif yang dirasakan ibu hamil. Misalnya saja adanya rasa nyeri di kepala, pandangan yang kabur, mual, muntah, kemudian ada rasa sakit di sisi kanan daerah perut. Menurutnya itu merupakan gejala yang kurang baik dari preeklamsia.

“Kalau ada gejala itu bisa menjurus ke arah eklamsia, jadi sebelum kejang ada gejala-gejala itu. Kalau ada kejang disebut eklamsia. Jadi eklamsia itu preeklamsia yang disertai dengan kejang,” kata dia.

Advertisement

Terkait penanganannya, dr. Rustam mengatakan kalau preeklamsi tidak menjurus ke eklamsi, penanganan dappat dilakukan bersifat konserfatif, yakni dengan pengobatan-pengobatan.

Tapi kalau diobati ternyata juga tidak ada respons, bahkan justru ada gejala ke arah kejang, penanganan harus bersifat aktif. Dalam kondisi tersebut, dokter akan berupaya melahirkan janinnya untuk menyelamatkan ibu hamil, kalau bisa juga menyelamatkan janinnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif