SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa mengikuti pembelajaran online dari belakang rumahnya (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Pendidikan jarak jauh (PJJ) Kota Solo akan memaksimalkan penggunaan televisi dan radio milik Pemerintah Kota (Pemkot). Selain itu, bantuan smartphone untuk siswa akan terus ditambah jumlahnya.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo memastikan pendidikan tatap muka (PTM) di Solo yang sedianya dijalankan Januari 2021 ditunda. Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melarang PTM Januari pada semua jenjang sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita [Solo] ditunda juga [PTM-nya]. Sehingga pembelajaran nanti kembali ke daring [dalam jaringan] sehingga [selain pembelajaran dari guru kelas] televisi dan radio kita optimalkan,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (18/12/2020).

BI Beri Waktu Tukar 6 Pecahan Rupiah Lama Hingga 28 Desember 2020

Menurutnya, berdasar evaluasi simulasi yang dilakukan di tiga sekolah pada November lalu berjalan lancar. Pelaksanaan dan pengawasan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dilakukan dengan baik. Namun menurutnya, Solo akan tetap kembali menjalankan PJJ. “Sebenarnya berdasar evaluasi simulasi sebenarnya aman-aman saja,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk memaksimalkan PJJ khususnya bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dan tidak memiliki sarana pembelajaran/gadget, Wali Kota akan terus mengupayakan bantuan dari masyarakat yang peduli pendidikan Solo. “Kebutuhan kami sebenarnya 1.500. Sampai saat ini sudah disalurkan bantuan sejumlah 1.514 unit kepada siswa SMP dan siswa SD Kelas IV yang membutuhkan. Kalau data dari Dinas Pendidikan [Disdik] siswa afirmasi sih ada 9.000. Ya akan kami upayakan untuk terus cari bantuan dari teman-teman,” ujarnya.

Persiapan Tetap Berjalan

Kepala Disdik Solo Etty Retnowati mengatakan meskipun PTM Januari ditunda, namun persiapan di sekolah tetap dijalankan. Persiapan ini khususnya pada 23 sekolah negeri/swasta yang sudah direkomendasikan oleh pengawas masing-masing.

“Pak Wali Kota menyampaikan bahwa PTM Solo ditunda. Tapi persiapan kami tidak berhenti. Karena kita tidak tahu sampai kapan penundaan ini akan diterapkan. Kalau kemudian ada kebijakan PTM, kami siap,” ujar Etty saat ditemui di ruang kerjanya.

Sementara itu, sejumlah siswa mengaku kecewa PTM kembali ditunda meski tetap harus menerima keputusan pemerintah tersebut. “Ada kecewanya ya sedikit. Gara-gara sudah membayangkan masuk ke SMA buat kali pertama. Tapi sudah mengira juga bakal tetep lanjut PJJ sih karena kondisi [Covid-19] masih seperti ini,” ujar Aflecia Eska Nathania, siswa SMAN 1 Solo.

Sekar, siswi SMAN 8 Solo menilai penundaan PTM ada baiknya untuk mencegah persebaran Covid-19. “Tapi saya sebagai siswa itu kurang setuju PJJ karena kurang efektif, banyak siswa yang mengeluh karena materi yang disampaikan tidak mudah dipahami oleh siswa,” ujarnya.

Perawat Meninggal Positif Covid-19, DKK Solo: Lonjakan Kasus Bikin Nakes Kelelahan

Salah satu guru SMPN 4 Solo, Darmono mengaku secara pribadi sangat kangen dengan murid-muridnya. Namun pertemuan dengan mereka terpaksa harus ditunda lagi sampai entah kapan. “Ya kangen sama anak-anak. Apalagi saya mengajar pendidikan jasmani yang semestinya ketemu untuk praktik misalnya,” kata Darmono.

Salah satu orang tua siswa SMPN 4, Triwi Dwi Hastuti mengaku tunduk dengan aturan pemerintah. “Di SMPN 4 kalau lihat simulasi PTM, orang tua pasti merasa aman. Tapi kembali lagi, pemerintah sudah memberikan larangan yang semestinya sudah didasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti situasi Covid-19 yang belum membaik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya