SOLOPOS.COM - Festival Tukar Takir Brebes

Solopos.com, BREBES — Selama bulan Ramadan, selalu ada kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya saat mendekati jam berbuka puasa seperti dilkukan masyarakat Brebes, Jawa Tengah, dalam tradisi tukar takir. Kebiasaan tersebut adalah Ngabuburit.

Ngabuburit berasal dari frase Bahasa Sunda yang berbunyi ngalantung ngadagoan burit yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di berbagai daerah, tradisi ngabuburit ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya seperti tradisi ngabuburit di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang dikenal dengan sebutan Festival Tukar Takir. Dilansir dari ensiklopedia digital, Minggu (3/4/2022), Festival Tukar Takir adalah kegiatan saling menukar takir pada Ramadan sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Takir merupakan menu nasi dan lauk pauk sederhana yang dibungkus dengan daun jati atau daun pisang. Biasanya Takir terdiri dari nasi dengan dua macam lauk, seperti oseng sayur dengan ayam goreng atau tempe dan tahu goreng.

Selain kadang juga berupa nasi dengan lauk sayur gudangan atau urap, diutambah dengan ikan asin, kadang juga telur dadar dan mi goreng.

Baca juga: Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus, Penanda Awal Puasa

Secara filosofi Jawa, Takir merupakan kepanjangan dari “nata pikir” yang artinya menata atau mengendalikan pikiran agar selalu berbaik sangka dan tertata. Dalam artian secara keseluruhan, Takir mengajarkan masyarakat untuk mebiasakan diri berpikiran baik sehingga tercipta keseimbangan jiwa raga yang sehat.

Digagas Dewan Kesenian Brebes

Acara ini pertama kali diadakan pada 1 Juni 2018 silam di bawah Flyover Kretek Paguyangan Brebes, Jawa Tengah. Festival ini pertama kali digagas oleh dewan kesenian Brebes dan seniman-seniman yang ada di Brebes selatan.

Dalam festival tersebut, masyarakat akan datang membawa nasi lauk bungkus yang kemudian dikumpulkan dan disusun rapi. Saat akan menjelang buka puasa, masyarakat yang datang akan saling bertukar takir yang sudah dikumpulkan dan disusun secara acak tersebut. Selain melakukan tukar takir, acara biasanya diselingi dengan hiburan, seperti pertunjukan seni seperti kentongan, musikalisasi puisi, seni tari dan lain-lain.

Baca juga: Balai Bahasa Kumpulkan Kosakata & Istilah Jawa di 3 Daerah Jateng

Acara ini sebenarnya adalah cerminan budaya pedesaan yang bertujuan untuk menjalin persatuan dan kebersamaan antar umat. Hal ini terlihat saat waktu berbuka puasa tiba, mereka akan bersama-sama menyantap takir atau nasi bungkus secara bersama-sama. Saat sesi menyantap takir tersebut, mereka juga berkesempatan berinteraksi satu dengan yang lain.

Setelah acara selesai, mereka juga bersama-sama membersihkan tempat acara dan membagikan takir yang masih tersisa.Sejak digelar pada 2018 silam, Festival Tukar Takir ini menjadi kegiatan rutin selama bulan puasa Ramadhan. Bahkan selain digelar di bawah Flyover, acara ini juga digelar di masing-masing kecamatan di Brebes Selatan.

Baca juga: Rest Area Banjaratma, Wisata Sejarah di Tengah Tol Brebes

Selain menikmati takir, dari pihak dewan kesenian sebagai penyelenggara juga menyediakan aneka takjil, seperti kolak, gorengan, es buah, dan masih banyak lagi. Takjil-takjil ini diperoleh dengan membeli dari pedangang-pedagang takjil yang ada di sekitar flyover.  Acara tukar takir ini selalu sukses karena mendapatkan donatur dari berbagai pihak berupa takjil dan takir untuk dinikmati bersama-sama.

Keindahan yang terlihat dari tradisi ini adalah di mana semua kelompok masyarakat dari kepala desa sampai rakyat jelata berkumpul dan menyantap makanan bersama.  Bahkan setelah acara selesai, mereka juga bersama-sama membersihkan area acara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya