SOLOPOS.COM - Penyedia jasa ojek motor konvensional tidak mendapatkan penumpang saat pemudik tiba di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. Mereka mengaku hanya mendapat lelah, alih-alih mendapatkan nafkah, Rabu (27/4/2022).

Solopos.com, WONOGIRI — Keberadaan tukang ojek konvensional di terminal Wonogiri kini seperti antara ada dan tiada. Para tukang ojek itu mengeluh sulitnya mencari penumpang, termasuk di masa mudik Lebaran 2022.

Penyedia jasa ojek motor konvensional, Sukadi, 59, mengatakan belum memperoleh penumpang satu pun di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Rabu (27/4/2022) sampai sekitar pukul 23.30 WIB malam itu. Padahal ia sudah berusaha mencari penumpang sejak sore hari, namun hasilnya nihil.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ramai banget suasananya. Tapi enggak ada yang mau naik ojek. Kita [penyedia jasa ojek motor] cuma dapat keringat. Duitnya enggak ada. Susah,” kata Sukadi saat ditemui Solopos.com selepas dia menawarkan jasa kepada pemudik yang baru saja tiba di terminal, Rabu (27/4/2022).

Menurutnya, momen Lebaran justru menyusahkan para penyedia jasa ojek terminal. Sebab, mereka pasti kalah dengan carteran mobil dan ojek daring. Di samping itu, tidak ada peraturan khusus di terminal yang bisa membuat penyedia ojek motor konvensional tetap dipakai oleh pemudik.

Akibatnya, ia dan penyedia jasa ojek motor konvensional lainnya menjadi terlunta-lunta. Hampir sama sekali tidak dapat penumpang. Kalau pun ada, hanya satu atau dua penumpang. Itu pun usahanya luar biasa hebat. Harus kerja super keras. Sukadi mengaku sudah menjadi tukang ojek di Wonogiri sejak 1990.

“Dulu, penumpang yang nyari tukang ojek. Sekarang sebaliknya, tukang ojek yang nyari penumpang,” ucapnya.

Baca juga: Objek Wisata Wonogiri Tetap Buka saat Libur Lebaran, WGM Gimana?

Bukan Penghasilan Utama

Saat ini dia tidak bisa mengandalkan ojek sebagai penghasilan utama. Menurutnya, uang dari hasil ojek di terminal tidak akan cukup digunakan memenuhi kebutuhan hidup. Meski hal itu sekadar kebutuhan makan sehari-hari. Padahal dia harus menghidupi istri dan anaknya.

“Makanya saya sambi jadi kuli bangunan. Setidaknya masih bisa untuk makan anak dan istri,” kata Sukadi.

Baca juga: Kisah Kasto Perantau Wonogiri Pulang Kampung Usai 5 Tahun Gagal Mudik

Teman Sukadi, yang juga penyedia jasa ojek motor konvensional, Muryanto, nasibnya lebih parah dari Sukadi. Ia mengaku sudah sejak pagi belum medapatkan penumpang satu pun. Usahanya menawarkan jasa kepada para pemudik selalu berbuah pahit.

“Susahnya minta ampun. Dari pagi, satu pun tidak ada yang nyanthol. Belum narik sama sekali. Mereka [pemudik] sudah banyak yang dijemput sama keluarganya,” tutur Muryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya