SOLOPOS.COM - Monumen Tugu Muda yang menjadi saksi kemerdekaan di Kota Semarang. (Instagram—Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Kota Semarang berkembang sejak masa lalu. Pernah mengalami penjajahan sehingga membutuhkan kegigihan dan pengorbanan para pemuda untuk merdeka bersama Republik Indnesia. Sebagai tanda terima kasih pengorbanan para pemuda itulah dibangunlah Tugu Muda di kota itu.

Monumen Tugu Muda terletak di tengah persimpangan Jl. Pandanaran, Jl. Mgr Sugiopranoto, Jl. Imam Bonjol, Jl. Pemuda dan Jl. dr. Sutomo. Di sebelah selatan monumen tersebut terdapat bangunan yang terkenal di Kota Semarang yaitu Lawang Sewu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Apa yang membuat Tugu Muda itu spesial? Seperti yang dihimpun dari Semarangpos.com, Sabtu (16/5/2020), monumen tersebut dibangun untuk memperingati jasa para pemuda di Kota Semarang yang telah gugur dalam sebuah pertempuran melawan penjajah Jepang.

Kue Lekker Paimo Melegenda di Semarang Meski Hanya Jajanan Kaki Lima

Kejadian itu disebut sebagai Pertempuran Lima Hari di Semarang, yaitu mulai 14 Oktober sampai 19 Oktober 1945. Sebelumnya, Tugu Muda akan dibangun tepat setelah pertempuran di alun-alun Semarang.

Namun karena pada November 1945 terjadi perang melawan sekutu Jepang, Tugu Muda baru dibangun di Taman Merdeka--sebutan kawasan Tugu Muda dulu--pada tahun 1952. Akhirnya monumen tersebut diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953 berbarengan dengan Hari Kebangkitan Nasional oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Bukan sembarang tugu, monumen ini memiliki arti yang mendalam bagi para pejuang kemerdekaan. Tugu Muda merupakan representasi semangat para pemuda Semarang yang dengan kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan.

Warga Wonosobo Pencuri Sapi Pekalongan Ditangkap di Salatiga

Tugu Muda berbentuk segi lima dan memiliki landasan, badan tugu, dan kepala. Bentuk kepala tugu yang menyerupai lilin memiliki arti jika semangat para pejuang yang melawan kemerdekaan tidak akan pernah padam alias terus berkobar.

Untuk bagian bawah atau kaki tugu, terdapat lima buah penyangga berbentuk relief. Di dalam relief tersebut, terdapat pahatan yang  menceritakan jatuh bangun Indonesia mulai dari zaman penjajahan hingga merdeka.

Relief Hongerodeem

Yang pertama adalah Relief Hongerodeem. Di penyangga pilar yang pertama itu, menceritakan kehidupan bangsa Indonesia yang tertindas saat dijajah oleh Belanda dan Jepang.

Di Jogja, Sara Wijayanto Temui Noni Belanda Tak Kasat Mata

“Hongerodeem” dalam bahasa Belanda memiliki arti penyakit busung lapar. Dulu, saat Indonesia dijajah, masyarakatnya sempat menderita kelaparan hingga terjadi busung lapar yang merajalela.

Setelah itu, di penyangga kedua ada Relief Pertempuan. Pahatan tersebut menceritakan semangat dpara pemuda Semarang yang membara. Mereka dengan berani ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Penyangga yang ketiga memiliki sebutan Relief Penyerangan. Seperti namanya, pahatan-pahatan di relief tersebut bercerita tentang rakyat Indonesia yang mulai melakukan perlawanan agar terbebas dari penjajahan.

Ini Catatan Sejarah Kantor Denhubrem 073 Salatiga

Di bagian kaki Tugu Muda ada juga Relief Korban. Pahatan inilah yang melukiskan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Banyak pemuda yang rela berkorban hingga titik darah penghabisan.

Namun, usaha mereka tidak sia-sia. Untuk menggambarkan keberhasilan mereka dalam merebut Indonesia dari tangan penjajah, dibuatlah Relief Kemenangan sebagai penyangga terakhir tugu penanda kota itu.

Untuk mempercantik Monumen Tugu Muda, Pemerintah Kota Semarang membangun sebuah taman dan kolam air mancur yang mengelilingi tugu tersebut. Apalagi semakin indah dengan tambahan gemerlap lampu warna-warni.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya