SOLOPOS.COM - Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran Covid-19 di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021). (Antara-Reuters)

Solopos.com, SOLO -- Tsunami Covid-19 di India membuat masyarakat takut dengan ancaman gelombang kedua pandemi ini.

Meski begitu, Ahli Virologi dari Universitas Udayana, Bali, Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, hingga saat ini belum diketahui pasti gelombang kedua Covid-19 yang terjadi di India.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Kebun Buah Mangunan Bantul yang Tak Sekadar Menawarkan Buah-Buahan, Tapi Juga Ini

“Pelajaran yang harus kita pegang dari kejadian di India adalah, begitu kasus Covid-19 meningkat maka diikuti oleh meningkatnya fatalitas atau angka kematian. Penyebab pastinya dari peristiwa di India, belum diketahui seutuhnya," jelas dia dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Jumat (30/4/2021).

Mahardika menduga, euforia vaksinasi di India menjadi faktor penentu terjadinya peristiwa tsunami Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Tak Sentuh Guru, Covid-19 Serang 3 Karyawan SMAN Colomadu

“Lingkup vaksinasi di India sebenarnya juga masih berkisar di angka 7% dari jumlah penduduknya, euforia vaksinasi di sana masih dini. Jangan sampai ini terjadi di Indonesia, karena lingkup vaksinasi di Indonesia baru menyentuh angka sekitar 2,5% dari jumlah penduduk," terang dia.

Belajar dari kasus tsunami Covid-19 di India, Mahardika mengimbau masyarakat untuk tetap taat protokol kesehatan meski sudah divaksinasi. “Apa yang terjadi di India masih belum pasti disebabkan oleh mutasi virus Covid-19 tapi kita belajar bahwa kerumunan, dan euforia vaksinasi menjadi faktor terbesar yang membuat terjadinya tsunami Covid-19 di India. Hal ini bisa dicegah dengan bersama-sama mematuhi protokol kesehatan 3M," pesan dia.

Baca Juga: Waktunya Belajat Investasi di Pasar Modal Syariah!

Situasi Terkini di India

Pada kesempatan yang sama, mahasiswa Indonesia di India, Agoes Aufiya menceritakan kondisi India saat ini yang diterpa tsunami Covid-19.

Ia mengatakan kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir bertambah hingga 379.000. “Dalam 24 jam terakhir, telah terkonfirmasi 379 ribu kasus baru sehingga angka kasus aktif mencapai 3 juta dengan kasus kematian mencapai 3.646. Kalau melihat laporan ketersediaan ruang ICU Covid-19 di New Delhi, dari 4.821 kamar yang ada, kini tersisa 18 ICU saja," jelas Agoes.

Baca Juga: SMA Pradita Dirgantara Beri Beasiswa Anak Kru KRI Nanggala-402

Saat ini New Delhi memasuki masa lockdown fase kedua yang sudah diperpanjang. “Lockdown sebelumnya dilakukan pada 20-26 April. Kini diperpanjang 27 April sampai 3 Mei 2021. Untuk keluar rumah ke tempat yang lebih jauh, perlu menggunakan izin tertentu dari pemerintah India,”
terang Agoes.

Agoes juga mengungkap KBRI di New Delhi telah memberikan imbauan kepada WNI yang berada di India untuk tetap di rumah saja, tetap mematuhi protokol kesehatan, dan memenuhi pasokan logistik agar tidak keluar rumah kalau tidak perlu.

Baca Juga: Ilmuwan AS Tuntut WHO Investigasi Ulang Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya