SOLOPOS.COM - Kondisi pedagang di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Foto diambil Rabu (1/6/2022). (Solopos/ Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan wisata Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo bersikukuh menolak direlokasi ke selter Manahan Solo yang baru selesai dibangun.

TSTJ yang berganti nama menjadi Safari Solo setelah direvitalisasi dengan dana investasi dari PT Taman Safari Indonesia direncanakan dibuka untuk pengunjung pada 27 Januari 2023.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hingga saat ini, persoalan rencana relokasi PKL TSTJ Solo belum juga rampung. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memberi tawaran kepada para pedagang untuk berpindah ke selter Manahan Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka bisa menggelar barang dagangan di selter Manahan yang pengerjaannya dipastikan sudah rampung dan segera dibuka. Ketua Paguyuban Bakul Taman Jurug (PBTJ), Sarjuni, menyampaikan aspirasi para pedagang tetap ingin berjualan di sekitar TSTJ Solo.

Mereka telah berjualan di lokasi tersebut selama belasan hingga puluhan tahun. “Saya hanya menyampaikan aspirasi dari teman-teman pedagang. Kami tetap ingin berjualan di sekitar TSTJ. Kemarin memang ada pertemuan dengan pemerintah namun belum ada titik temu,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (4/1/2022).

Menurut Sarjuni, para pedagang memiliki segmen tertentu, yakni para pengunjung TSTJ setiap hari. Penghasilan yang didapat setiap hari bisa diandalkan para pedagang untuk menjaga kelangsungan hidup.

Apalagi, saat akhir pekan atau masa liburan panjang menjadi momen bagi pedagang untuk menangguk keuntungan berlipat ganda. Para pedagang telah berupaya menyampaikan aspirasi dengan mengadu ke DPRD Solo pada September 2022.

“Harapan kami tetap berjualan di sekitar TSTJ. Jumlah pedagang di TSTJ Solo sekitar 183 orang,” ujarnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi, mengungkapkan pemerintah memberi waktu satu bulan kepada pedagang TSTJ untuk memutuskan mau tidaknya berjualan di selter Manahan.

Mereka bisa menggelar barang dagangan pada malam hari. Namun, para pedagang harus berjualan kuliner lantaran selter Manahan berkonsep food court.

Dia berharap ada solusi alternatif bagi pedagang saat TSTJ kembali dibuka untuk pengunjung umum. “Saya batasi satu bulan karena sebentar lagi [TSTJ] sudah dibuka untuk pengunjung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya