SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Satu unit truk yang mengangkut 24 orang buruh tani terguling di jalan Plupuh-Masaran, tepatnya di Desa Dari, Kecamatan Plupuh, Sragen, Selasa (30/4/2019) pagi. Akibat kecelakaan itu, satu buruh tani meninggal dunia sementara 16 lainnya luka-luka.

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi kejadian, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Kecelakaan bermula ketika truk bernomor polisi AD 1329 VE yang dikemudikan Eko, 22, warga Sumberlawang melaju dari arah Plupuh menuju Masaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Truk itu mengangkut 24 buruh tani asal Kecamatan Miri dan Sumberlawang. Setibanya di lokasi, tiba-tiba muncul pengendara sepeda angin yang ingin menyeberang dari sisi utara. Untuk menghindari kecelakaan, Eko lantas membanting setir ke kanan. Namun, dari arah berlawanan muncul pengendara sepeda motor lainnya. Eko lantas banting setir ke kiri sehingga membuat laju truk tidak terkendali. Truk itu akhirnya terguling ke arah kiri.

“Ceritanya itu kami itu mau berangkat ke Bekonang, Sukoharjo, karena sudah disewa untuk kegiatan panen padi. Kami berkumpul di Desa Bojong, Kecamatan Sumberlawang. Tapi, sampai di lokasi malah terjadi kecelakaan,” ujar Suparmin, 50, salah seorang buruh tani asal Desa Doyong, Kecamatan Miri, yang selamat dalam kecelakaan tunggal itu saat ditemui Solopos.com di Puskesmas I Plupuh.

Tugiyo, 51, tetangga Suparmin, mengatakan peristiwa tersebut terjadi cukup cepat. Sesaat sebelum terguling, Tugiyo sempat melompat dari bak truk. Setelah itu dia berusaha menolong teman-temannya yang ikut terguling.

“Saat saya berusaha menolong yang lain, saya merasakan perih di kepala. Ternyata kepala saya sudah berdarah. Kaki dan tangan saya juga luka lecet,” ucap Tugiyo.

Dokter fungsional di Puskesmas I Plupuh, Agus Tri Manto, mengatakan jumlah korban yang dibawa ke Puskesmas I Plupuh ada 17 orang. Enam pasien di antaranya langsung dirujuk ke RS Amal Sehat Sragen, sementara tujuh pasien dirujuk ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

“Yang dirujuk ke RS itu rata-rata mengalami fraktur terbuka [patah tulang] dan cedera di kepala. Mereka tidak mungkin bisa ditangani di puskesmas. Kami hanya bisa menangani empat pasien rawat jalan,” jelas Agus Tri Manto.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sragen AKP Dani Permana mengatakan satu korban bernama Pariyo, 57, warga Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, akhirnya meninggal dunia di RSUD Sragen. Dani menegaskan penyebab kecelakaan tunggal itu murni kelalaian pengemudi yang dinilai belum mahir dan tidak memiliki SIM A.

Kepada polisi, Eko mengaku baru memiliki truk itu dua bulan lalu. Polisi juga menetapkan Eko sebagai tersangka. Selain tidak memiliki SIM A, Eko juga nekat mengangkut manusia dengan truk yang mestinya difungsikan untuk mengangkut barang.

“Saya yakin truk itu dikemudikan dengan kecepatan tinggi. Kalau kecepatan sedang, tidak mungkin bisa terjadi kecelakaan itu. Yang jelas dia melakukan kelalaian, belum mahir dalam mengemudi, tidak memiliki SIM A hingga melanggar aturan dengan mengangkut manusia dalam bak truk,” ucap Dani Permana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya