SOLOPOS.COM - Tribun selatan stadion Batoro Katong Ponorogo dibangun pada tahun 2014 Senin (11/7/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Bangunan tribun sebelah selatan Stadion Batoro Katong Ponorogo, Jawa Timur, diusulkan untuk segera dirobohkan. Hal ini karena keberadaan bangunan tersebut justru menghambat proses latihan para atlet.

Hambatan itu khususnya untuk atlet lari di atas 100 meter. Para atlet tidak bisa menggunakan stadion milik Pemerintah Kabupaten Ponorogo itu lantaran lintasannya terpakai untuk bangunan tribun tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Suwanto, Kabid Pemuda dan Olahraga Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, mengatakan selama ini Pemkab tidak pernah bisa menyelenggarakan nomor lari di atas 100 meter di Stadion Batoro Katong. Salah satu alasannya karena terhambat dengan keberadaan tribun sebelah selatan tersebut.

”Saya mengasumsikan malah bisa membunuh karier pelari di atas 100 meter,” kata Suwanto saat ditemui di kantor Disbudparpora, Senin (11/7/2022).

Baca Juga: Profil Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, Ini Sejarah Pendiriannya

Menurutnya, pembangunan tribun yang menghabiskan dana sebesar Rp4,2 miliar dari anggaran pendapatan dan belanja nasional (APBN) tahun 2014 itu tidak representatif. Sebab, menurutnya, malah mengganggu para atlet lari untuk memanfaatkan stadion tersebut, baik untuk latihan maupun perlombaan.

Suwanto mengatakan memang untuk nomor lapangan atau olahraga seperti tolak peluru atau lompat tinggi tidak terganggu. Hanya saja untuk para atlet lari dan jalan cepat yang dirugikan lantaran areanya digunakan untuk tribun tersebut.

”Padahal atlet jalan cepat kita itu sering dapat nomor di kejuaraan provinsi maupun nasional,” ujarnya.

Keluhan Masyarakat

Keluhan ini tidak hanya datang dari pihak Suwanto, ada perkumpulan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Pendidikan Jasmani (Penjas) juga meminta untuk bangunan tribun itu dirobohkan saja. Sebab, untuk atlet lari di atas 100 meter itu tidak bisa menggunakan atau memanfaatkan stadion.

Baca Juga: Brakkkk! Tempat Judi Sabung Ayam di Ngebrak Madiun Dibongkar

”Waktu itu kita ada workshop dan mereka mengajukan itu,” ungkapnya.

Harapan Suwanto, ke depan pihaknya ingin memberikan fasilitas umum (fasum) untuk melayani masyarakat olahraga. Sebab, itu merupakan tugas utamanya di bidang pemuda dan olahraga untuk menjembatani event atletik dan jalan cepat.

Secara lisan, Suwanto juga sudah menyampaikan keinginannya itu ke Bupati Ponorogo agar bisa membuat lintasan lari di stadion. Selain itu, pihaknya juga mengajukan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk tahun depan.

”Agar pihak pemprov juga mendengarkan insan olahraga Ponorogo,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya